Sadarkah bahwa saat ini koleksi buku yang kalian punya bukan lagi di rak buku, melainkan di file folder laptop atau smartphone yang kalian miliki? Atau mungkin kegiatan menulis yang kalian lakukan tidak lagi diatas kertas dengan pena, melainkan di depan layar dengan menggunakan keyboard?
Ketika kita menyadari hal tersebut dan terlebih lagi jika kita masuk dalam dunia menulis di ruang digital, maka seharusnya kita sadar bahwa menulis di ruang digital lebih dari sekedar hal menulis sesuatu. Ruang digital menghubungkan kita dengan audiens yang bahkan sifatnya global. Siapapun dapat berbagi cerita dengan media dan cara apapun, karena ‘we are all connected globally’.
Dalam kegiatan menulis, tujuannya selalu untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan dari penulis ke audiensnya. Namun, yang menjadi tantangannya adalah apakah seorang penulis dapat mengkomunikasikan idenya dengan jelas? Apakah audiens akan memiliki pemahaman yang sama sesuai dengan tujuan penulis? Apakah audiens akan tertarik untuk membacanya?
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar dalam penulisan digital. Tujuannya agar kita bisa menggunakan dasar penulisan yang baik, menerapkan gaya penulisan yang benar, dan juga meminimalisir ‘common writing mistakes’. Seperti yang disampaikan Brian Carrol dalam bukunya “Writing for Digital Media”, terdapat beberapa Prinsip-Prinsip Dasar untuk membantu menulis digital dengan efektif dan melatih berpikir seperti layaknya seorang penulis, yaitu:
- Be Brief: penulisan harus jelas dan singkat.
- Be Precise: gunakan kata sesuai dengan maknanya.
- Be Active: menulis kalimat dalam bentuk aktif, bukan pasif.
- Be Imaginative: membentuk koneksi antara penulis dan pembaca dengan kata-kata yang terisi secara emosional.
- Be Direct: gunakan kalimat yang langsung menuju pada penekanan maksud penulis.
- Be Consistent: penggabungan kalimat harus memiliki makna yang sesuai atau konsisten.
- Be Aware: ada hal yang harus dihindari misalnya penggunaan kata ganti yang terlalu banyak, argumen yang bertele-tele, generalisasi, plagiarisme, dsb.
- Be Concise: semakin sedikit kata yang digunakan dan semakin ringkas tulisan akan semakin baik, dapat dilakukan dengan mengurangi frasa yang tidak diperlukan.
Setelah memahami prinsip-prinsip dasar menulis, kita perlu sepakat bahwa menulis merupakan suatu pekerjaan. Bekerja akan lebih mudah ketika tersedia alat-alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan kita.
Oleh karenanya, seorang penulis butuh ‘writing tools’ untuk memudahkan dalam menulis dan menjadikan hasil tulisannya lebih baik lagi. Dalam karyanya “Writing Tools: 55 Essential Strategies for Every Writer”, Peter Clark menyediakan lebih dari 50 writing tools bagi para penulis. Berikut ini beberapa Writing Tools yang bisa diterapkan untuk tulisan kalian :
#Period As a Stop Sign → Gunakan kata-kata yang memiliki power di awal dan akhir kalimat atau paragraf. Kemudian ‘titik’ akan menjadi tanda berhenti yang membantu mempertegas dan menekankan kalimat tersebut.
#Play with Words → Gunakan kata-kata yang menarik dan sering muncul di masyarakat sekitar. Bermainlah dengan kata-kata yang biasanya dihindari oleh penulis, tetapi sangat common bagi para pembaca.
#Control the Pace → Penulis harus bisa bervariasi dalam tulisannya dengan kombinasi kalimat pendek, sedang, dan panjang. Tujuannya agar cepat atau lambatnya cerita dapat dikontrol melalui variasi panjang kalimat.
#Write Endings to Lock the Box → Untuk menutup keseluruhan tulisan, diperlukan kalimat penutup dengan menyesuaikan pada gaya penulis. Banyak cara diantaranya dengan gaya piramida terbalik, dengan mengingatkan kembali kata kunci pada bagian awal tulisan dan call-to-action, dengan memberikan solusi atas masalah yang ada, dengan memberikan powerful quotes, ataupun dengan memberikan pertanyaan baru, dan lainnya.
#Learn from Criticism → Ini menjadi kunci bagi para penulis untuk bisa mengembangkan keterampilan dalam menulis. Penulis harus menoleransi setiap kritikan yang ada dan menerapkannya jika dianggap relevan.
Writing Tools diatas hanya beberapa dari sekian banyak tools yang bisa digunakan untuk mengembangkan penulisan kalian. Carrol (2010), menekankan bahwa writing tools bukanlah aturan yang menunjukan benar atau salah. Kombinasi tools akan menjadi efektif, namun tak perlu menggunakan keseluruhan tools dalam satu tulisan. Perlu diingat juga untuk terus berlatih dengan menulis sembari mengenali penggunaan tiap tools pada karya tulisan kalian.
Disaat kita sudah bisa memahami prinsip-prinsip dasar dalam penulisan digital / digital copywriting dan bisa menerapkan writing tools pada gaya penulisan, maka memungkinkan kita menjadi penulis yang bisa mengembangkan pesan komunikasi yang relevan dan efektif.
Hal ini akan sangat membantu kita dalam menjelajahi berbagai keterampilan copywriting termasuk menulis artikel, membuat konten media sosial atau online marketing yang menarik, menulis email yang baik dan benar, cara mengoptimalkan blog pribadi, dan banyak lagi yang bisa dilakukan dalam kegiatan penulisan digital.
Refrensi :
Clark, R. P. (2008). Writing tools: 55 essential strategies for every writer. Little, Brown Spark.
Carrol, B. (2010). Writing for Digital Media. New York: Routledge.