Mohon tunggu...
Humaniora

Alasan Kenapa Flexible Packaging Masih Jadi Pilihan

27 Maret 2017   14:21 Diperbarui: 27 Maret 2017   14:32 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Serbaguna, fungsional dan nyaman, kemasan fleksibel yang sempurna cocok untuk stiap produk. Tersedia dalam berbagai bentuk dan gaya, sangat ideal untuk cairan, bubuk atau produk solid dan alternatif yang populer untuk nutraceuticals kemasan, makanan, campuran minuman dan produk rumah tangga.

Adaptasi dan mobilitas adalah tujuan dari produk menggunkan flexible packaging. Sebagai sebuah merek, tentunya anda ingin produk anda memiliki kemampuan untuk mengikuti pelanggan anda di mana pun mereka pergi. Dengan cara ini, konsumen memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan produk Anda, mengkonsumsi lebih cepat, dan mengisi pasokan mereka lebih cepat.

Kenyamanan adalah alasan lain mengapa flexible packaging semakin populer di beberapa industri, dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Mereka tahan lama, tahan terhadap suhu, dan bahkan dapat digunakan kembali. Pelanggan dapat menggunakan kemasan ini berulang kali, yang merupakan hal yang baik bagi konsumen dan hal yang lebih baik untuk merek.

Ada banyak variasi desain yang bisa diaplikasikan dalam flexible packaging seperti, kantong stand-up dengan ritsleting re-sealable atau kantong dilaminasi untuk cairan yang memiliki instalasi fitment. Dengan berbagai macam substrat, tinta dan pilihan finishing untuk mengidentifikasi dan mengembangkan solusi yang tepat untuk produk Anda.

 memang bisa desebut sebagai dengan kemasan yang sekarang ini memiliki peminat yang sangat tinggi. Dengan kualitas yang bagus, kemasan dengan bentuk ini bisa membatu para pengusaha dalam rangka marketing produk terutama dalam branding produknya ke masyarkat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun