Munculnya media online, tidak lepas dari perkembangan internet dan world wide web (www) atau lebih dikenal sebagai web. Internet sendiri bermula dari kebutuhan United state Departement of Defense yang memerlukan standar baru untuk berkomunikasi. Tahun 1969 Advanced Research Project agency (ARPA) dibetuk untuk melakukan penelitian jaringan komputer. Jaringan ini berhasil menghubungkan lebih dari 20 host pada tahun 1972 dan disebut sebagai ARPANet. Tahun 1990, Tim Berner-Lee dari CERN (Conseil European Pour La Recherche Nucleaire)mulai mengembangkan world wide web (www), yang menjadikan pengguna komputer dapat terhubung dengan pengguna komputer lainnya di seluruh dunia. Penemuan dan perkembangan internet serta web inilah yang kemudian berdampak pada munculnya media online atau jurnalisme online.
Pertama kalinya jurnalisme muncul di web atau internet dilakukan di University of Florida pada Oktober 1993. Surat kabar Palo Alto Weekly di California, mulai menampilkan berita-beritanya di internet pada Januari 1994. Surat kabar tersebut merupakan surat kabar pertama yang secara rutin menampilkan berita di internet. Tahun 1995, lebih dari 150 surat kabar di Amerika Utara memiliki surat kabar dalam bentuk online. Pemberitaan di internet atau online menjadi semakin populer ketika tahun 1998, tepatnya 19 Januari 1998 Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut “monicagate”. Pada saat pemberitaan itu, masyarakat tidak hanya mengikuti pemberitaan dari surat kabar cetak tetapi juga dari berbagai berita yang ada di media online. Setelah itu, beberapa mesin pencari juga mulai muncul seperti TotalNews dan NewsTawler. Bahkan beberapa dari mesin pencari tersebut juga berfungsi sebagai sistem pengarsipan.
Peristiwa penyerangan World Trade Center di new York pada 11 Sptember 2001, tidak hanya membuats ejarah baru bagi Amerika tapi juga bagi media online. Pada saat perisitwa itu terjadi, media-media online mengalami lonjakan permintaan informasi atau berita. Misalnya saja telegraph.co.uk yang sampai harus menambah kapasitas, karena permintaan pecarian sampai 600 permintaan per detik. Tahun 2003, media online mulai beralih ke subscription model, atau berita berbayar. Model ini pertama kali dilakukan oleh Canada.com, namun saat itu tidak semua berita aau infromasi yang disajikan oleh Canada.com berbayar, untuk breaking news Canada.com masih memberikannya secara gratis.
Tahun 2005, media online mulai memanfaatkan user generated video. Hal ini dimaksudkan agara konten web menjai lebih atraktif, dan tidak hanya terpaku pada teks saja. Perkembangan media online, akhirnya memunculkan adanya citizen journalism, tepatnya pada tahun 2007. Citizen journalism ini memungkinkan masyarakat untuk bisa ikut serta membuat berita atau informasi dan kemudian diberitakan atau disharekan melaui situs-situs media online tersebut. Jika pada tahu 2003, beberapa situs media mulai menggunakan subscription model, pada tahun 2007 model itu justru ditinggalkan. Hal ini karena model tersebut kurang efektif untuk dijadinan sebagai sumber dana bagi media online, justru iklanlah yangg kemudian dipandang sebagai sumber dana yang paling efektif.
Di Indonesia
Hadirnya Indonet sebagai Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia tahun 1994, internet menjadi berkembang cepat di Indonesia. Media cetak mulai menampilkan isi media mereka ke internet. Media cetak pertama yang melakukan hal tersebut adalah Republika (www.republika.co.id), tanggal 17 Agustus 1995, dua tahun setelah Harian republika terbit. Lalu diikuti oleh Kompas Online, Tempo Interaktif (tempointeraktif.com, kini tempo.co), Bisnis Indonesia (bisnis.com) dan Harian Waspada (waspada.co.id) di Medan, Sumut. Tak lama setelah itu, muncul Kompas Online pada 22 Agustus 1997 (www.kompas.com). Beberapa media tersebut, menjadi generasi pelopor media online di Indonesia. Pada generasi tersebut, konten yang mereka tampilkan hanya sekedar memindahkan konten edisi cetak ke internet atau bisa dikatakan hanya sebagai replika dari versi cetak. Selain itu, pada generasi ini, konten yang ditayangkan di media-media online tersebut masih bersifat statis.
Lalu muncul Detik.com pada Juli 1998 yang menandai perubahan media online yang cukup signifikan dari sisi konten. Detik.com hadir dengan bentuk jurnalisme yang khas yang kemudian menjadi kiblat bagi kelahiran jurnalisme baru di Indonesia yang berbeda dengan jurnalisme tradisional. Detik.com mengenal model berita baru yaitu ringkas to the point. Selain itu,Detik juga mengenalkan model running news, yaitu sebuah penyajian berita serial yang meniru cara breaking news stasiun berita CNN atau yang juga biasa diterapkan di kantor-kantor berita seperti AP, AFP, atau Reuters. Konsep dari Detik ini ternyata disukai oleh masyarakat Indonesia.
Akhir 1990-an, Indonesia diilanda booming dotcom, pada saat ini banyak situs-situs lokal yang bermunculan, antara lain astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com, dan berpolitik.com. namun beberapa situs tersebut tidak mampu bertahan lama dan pada tahun 2002 satu per stau situs tersebut berjatuhan. Tahun 2003, media online di Indonesia mulai mencoba bangkir kembali lewat hadirnya www.kapanlagi.com. Kemudian pada tahun 2007 hadir okezone.com yang kemudian menjadi tanda bangkitnya lagi media online di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi internet, media online mulai membuka ruang untuk interaksi antar pembaca yang memungkinkan pembaca dapat memberikan komentar pada berita. Ruang interaksi tersebut disediakan dalam sebuah forum. Selain itu, partisipasi pembaca diberi ruang yang lebih luas dalam layanan blogging, seperti Detik.com yang menyediakan detikblog atau Kompas.com yang membuka Kompasiana.
SUMBER:
http://ocw.metu.edu.tr/pluginfile.php/348/mod_resource/content/0/Lecture_1.pdf
http://www.poynter.org/uncategorized/28790/new-media-timeline-2001/
https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/online-journalism-history.ppt
http://aji.or.id/upload/article_doc/Media_Online.pdf
https://www.journalism.co.uk/news-features/the-online-journalism-timeline/s5/a51753/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H