Mohon tunggu...
patricia dias
patricia dias Mohon Tunggu... -

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Prinsip Dasar Jurnalisme Online

10 Maret 2015   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_355016" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: google"][/caption]

Seperti halnya jurnalisme konvensional yang punya prinsip dasar, jurnalisme online jua punya prinsip dasarnya tersendiri. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Paul Bradshaw dalam BASIC principles of online journalism, antara lain:

·Brevity

Cara penulisan di web atau media online tidak sama dengan penulisan di media cetak, televisi, atau radio. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan cara membaca konten di web yang berbeda dengan media lainnya. Di media online, audiens membaca 25% lebih pelan dibandingkan dengan media cetak Selain itu audiens juga hanya membaca kurang dari 28% isi keseluruhan berita. Fenomena ini, mengharuskan media online membuat kontennya secara ringkas, padat, dan jelas.

Di media online, artikel berita pendek lebih efektif. Jika artikel memang panjang, dapat ditluis secara terpotong-potong setiap bagiannya, atau disebut juga sebagai chunk (potongan teks). Tetapi setiap potongan teks itu hanya mengandung satu ide atau konsep saja, dan untuk memperjelasnya dapat digunakan link ke teks lain, sehingga paragraf tetap padat dan ringkas.

Selain berita dalam bentuk tulisan, berita video juga harus dikemas dengan singkat. Berita video berdurasi lebih dari 3 detik, dirasa terlalu lama untuk ditonton di media online. Salah satu alasannya adalah efektifitas penggunaan bandwith.

·Adaptability

Di era new media ini, seorang jurnalis harus mampu untuk beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi. Seorang jurnalis sekarang tidak boleh hanya memiliki kemampuan menulis teks, merekam suara atau video. Saat ini koran, majalah, radio, bahkan televisi, sudah berkembang dan mempunyai versi lain dalam website. Seperti yang kita tahu, webiste diisi dengan berbagai media, dan mencakup beberapa, antara lain: audio, video, animasi, audio slideshows, dll.

Seorang jurnalis online bukan berarti harus ahli dalam segala hal, tetapi mereka harus mempunyai literasi media terkait dengan berbagai hal. Ketika seorang jurnalis online mempunyai literasi media yang baik, maka keterampilan itu bisa datang dengan sendirinya, tapi jika dia mempunyai dasar-dasar di berbagai bidang, misalnya bisa menulis dengan ringkas, mengetahui prinsip dasar video ataupun audio, bisa mencari data dengan menggunakan sumber di media online, dan lain sebagainya.

·Scannability

Audiens media online, biasanya berorientasi pada kebutuhan, apa yang mereka butuhkan itulah yang akan dicari di media online. Jika mereka tidak menemukan apa yang mereka butuhkan di satu web, maka mereka akan berpindah ke web lainnya. 79% pengguna men-scanning halaman web untuk mecnari berita, subpos, link, atau hal lain yang membantu untuk bernavigasi di web tersebut. Scanability merupakan kunci bagi sebuah jurnalisme online yang efektif. Ada beberapa cara untuk meningkatkan scanability dari sebuah web, antara lain: membuat headline dengan jelas, menggunakan hyperlink, membuat kutipan sedikit menjorok, dan lain sebagainya. Jika scanability itu dimiliki oleh media online, maka itu akan meningkatkan aksesbilitas bagi audiens. Sehingga akan sangat memudahkan ketika auidens mencari sesuatu yang mereka butuhkan.

·Interactivity

Interaktivitas menjadi poin utama tentang bagaimana jurnalisme berubah akibat adanya internet. Ada budaya yang berbeda ketika orang menggunakan web dengan orang yang menggunakan televisi, radio, atau media cetak. Ketika orang menggunakan web, orang menggunakannya berdasarkan kegunaan dan kebutuhan. Adanya interaktivitas ini memungkinkan audiens untuk melakukan kontrol dalam hal waktu, ruang, output, bahkan input dari media online tersebut.


  • Waktu

Audiens bisa mengakses konten dari media online kapan saja ketka audiens itu ingin mengaksesnya. Berbeda dengan media lainnya, misal televisi, audiens hanya bisa menikmai konten berdasarkan jadwal siaran dari televisi itu.


  • Ruang

Hampir sama dengan waktu, di media online audiens bisa mengakses kontennya di mana saja, tidak harus terkhusus di suatu tempat, misalnya dengan menggunakan smartphone yang dimiliki, maka audiens bisa mengakses konten media online ketika sedang dalam perjalanan atau di mana saja.


  • Output

Berbeda dengan media konvensional, di mana konten yang diterima audiens bergantung pada produser maupun editor dari media itu. Di media online, audiens diberi ruang untuk ikut serta memberikan kontrol terhadap konten yang diterimanya, misalnya dengan memberikan komentar atau masukan dalam forum atau chatroom yang disediakan di media online tersebut.


  • Input

Hampir sama dengan ouput pada media konvesional yang bergantung pada produser, editor, dan lainnya, input di media tersebut juga tergantung pada orang-orang itu. Namun, di media online audiens memiliki ruang untuk ikut serta dalam pembuatan konten yang akan diterimanya.

·Community & Conversation

Komunikasi dan komunitas selalu menjadi bagian utama dari jurnalisme. Jurnalisme yang baik selalu dicari untuk melayani komunitas, komersialisasi, dan jurnalisme selalu membutuhkan komunitas yang besar atau yang berpengaruh untuk mendukungnya. Selain itu jurnalisme yang baik, baik yang informatif ataupun sensasional selalu dihasilkan dari komunikasi.

Jika sebuah media online bisa diterima oleh audiens, maka mereka harus bisa masuk ke dalam sebuah komunitas, misalnya Facebook, blog, Youtube, dan lain sebagainya. Ketika sebuah media online bisa masuk ke dalam komunitas dan diterima, maka anggota komunitas itu akan mengkomunikasikannya atau menyebarkan ke orang-orang lain. Ini tentunya akan menjadi keuntungan tersendiri bagi media online tersebut, terutama dalam hal publikasi. Selain itu, media online juga harus aktif melakukan komunikasi dengan audiens, misalnya melalui komentar di media itu, penggunaan RSS, memberikan respon terhadap komentar, dan lain sebagainya.

SUMBER:

https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/basic-principles-of-online-journalism-english.docx

https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/5-prinsip-dasar-dalam-jurnalisme-online.doc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun