Selain itu, apabila guru tidak jeli dalam menganalisis ZPD siswa, maka bisa saja strategi yang dirancang oleh guru berada pada tingkatan yang masih terlalu sulit bagi siswa yang mengakibatkan kondisi tersebut tidak menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar. Namun bisa juga sebaliknya, jika standart yang diberikan guru terlalu mudah. Hal ini menyebabkan siswa tidak merasa tertantang dan termotivasi sehingga proses belajar juga tidak menjadi efektif. Hal lainnya yang dapat menjadi tantangan, apabila guru beranggapan bahwa guru sajalah yang dapat menjadi "the more knowledgeable other".
Jika guru memiliki paradigma tersebut, akan sangat terbatas sekali bagi guru untuk mendorong siswa keluar dari zona aktual mereka dan berkembang hingga ke zona potensial secara optimal. Hal ini dikarenakan, tidak semua hal dikuasai secara optimal oleh guru dan tepat bagi siswa yang diajarkan.
Kesimpulannya, mengetahui dan memahami dengan jelas ZPD siswa-siswi di dalam kelas menjadi suatu keutungan yang besar bagi guru dan bagi siswa/wi. Jika dirancangkan dengan tepat, maka pendekatan ini akan sangat membantu mendorong dan memotivasi siswa untuk bergerak dari "zona nyaman" mereka dan masuk ke dalam "zona potensial" yang mereka miliki. Perlu diingat, jika siswa terlalu banyak mengalami keadaan "frustasi" akan permasalahan yang tidak dapat mereka pecahkan, hal ini dapat membuat siswa memandang diri mereka sendiri sebagai tidak mampu yang akan mengakibatkan perilaku-perilaku yang mematikan motivasi siswa untuk belajar. Sehingga, sangat penting sekali bagi guru untuk dapat mengidentifikasi batas ZPD siswa secara tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H