Salah satu masalah kesehatan anak yang masih cukup tinggi di Indonesia adalah masalah situasi balita pendek (stunting). Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Anak stunting penyebab utamanya asupan gizi. Tak satupun penelitian yang mengatakan keturunan memegang faktor yang lebih penting daripada gizi dalam hal pertumbuhan fisik anak. Masyarakat, umumnya menganggap pertumbuhan fisik sepenuhnya dipengaruhi faktor keturunan. Pemahaman keliru itu kerap menghambat sosialisasi pencegahan stunting yang semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang saat ini masih berfokus pada penanganan terhadap masalah stunting. Berdasarkan data Dinkes Kota Semarang, angka kasus stunting di wilayah Kota Semarang mencapai 2,57 persen pada tahun 2019 lalu. Memasuki tahun 2020 --bersamaan dengan tahun pertama pandemi Covid-19, angka stunting mengalami kenaikan 0,56 persen atau menjadi 3,13 persen. Pada tahun 2021 angka kasus stunting memang menunjukkan penurunan, namun hanya sebesar 0,03 persen, menjadi 3,10 persen.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kecamatan Semarang Barat ditunjuk menjadi pilot project pemulihan kondisi stunting di Kota Semarang. Kelurahan Krapyak menjadi bagian dari program ini yang terntunya turut mendukung upaya pemulihan stunting. Penurunan angka stunting dan pencegahan kondisi stunting dapat dimulai dari tingkat administrasi paling rendah yaitu Rukun Warga dan Rukun Tetangga. Maka dari itu, ada berbagai program terkait pemulihan dan pencegahan stunting yang sering digalakkan saat ini.
Menyikapi masalah tersebut dan ikut serta dalam mendukung program pemerintah, sekelompok mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022 memberikan edukasi terkait stunting kepada para ibu hamil, ibu dan balita, serta kader kesehatan di Kelurahan Krapyak. Program ini dijalankan dan dikerjakan oleh banyak latar belakang keilmuan  yang berbeda yaitu Kedokteran, Farmasi, Teknologi Pangan, Biologi, Teknik Elektro, dan Administrasi Publik. Berdasarkan bidang keilmuan ini, program disusun sedemikian rupa, sehingga program dalam dijalankan sesuai dengan keilmuannya masing-masing.
Program edukasi ini dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu edukasi kepada kader FKK, secara door-to-door, serta edukasi digital melalui aplikasi. Materi yang disampaikan terkait stunting mulai dari pengertian, dampak, gejala, dan pencegahan stunting. Melalui kegiatan ini, tim KKN juga menggalakkan slogan "Sedia Payung Sebelum Stunting" untuk mencegah kondisi stunting pada anak. Edukasi diberikan secara langsung dengan mengumpulkan kelompok ibu dan balita, serta dilakukan dengan mengunjungi beberpa forum yang ada seperti forum FKK RW dan kelurahan.
Kegiatan KKN ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang stunting dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya stunting. Besar harapan, bahwa angka stunting dapat diturunkan serta stigma negatif terkait stunting perlahan menghilang di masyarakat.
Penulis                             : Patricia Angelina Rajagukguk
Dosen Pembimbing Lapangan     : Laura Andri Retno Martini, S.S., M.A.