Mohon tunggu...
Patricia Stella Renata
Patricia Stella Renata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa semester 5

mahasiswa aktif semester 5

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Dan Upaya Resolusi Konflik Komunitas Pok Timur di Yogyakarta

20 Desember 2024   19:35 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Keresahan masyarakat Yogyakarta terhadap konflik yang melibatkan kelompok Pok Timur menjadi sorotan serius dalam dinamika sosial kota pelajar ini. Berawal dari insiden penganiayaan pada 23 Oktober 2024 yang menimpa dua santri di kawasan Prawirotaman, peristiwa ini menjadi momentum untuk mengkaji lebih dalam tentang akar permasalahan dan upaya penyelesaian konflik antarkelompok di Yogyakarta.

Kejadian ini telah menimbulakan keprihatinan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat seperti Pemuda Ansor dan Banser yang turut memberikan perhatian khusus.

Konflik yang melibatkan Pok Timur, atau Kelompok Pemuda Timur, bukanlah fenomena baru di Yogyakarta.Rentetan kejadian ini menunjukkan adanya pola konflik yang berulang dan memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak terkait.

Kronologi berbagai insiden yang terjadi memberikan gambaran tentang kompleksitas permasalahan yang dihadapi. Mulai dari kerusuhan di Jalan Babarsari pada tahun 2022 yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, hingga serangkaian konflik di kawasan Babarsari, Timoho, dan Mrican pada tahun 2023.

Setiap kejadian ini meninggalkan jejak ketegangan sosial yang mempengaruhi harmoni kehidupan bermasyarakat di Yogyakarta.

Akar permasalahan konflik ini dapat ditelusuri dari beberapa aspek yaitu kesenjangan sosial-budaya yang belum terjembatani dengan baik, kurangnya ruang interaksi positif antarkelompok yang dapat membangun rasa saling memahami dan menghargai, lemahnya sistem pencegahan dan penanganan konflik, dan kesenjangan komunikasi antargenerasi dan antarkelompok.

Upaya resolusi konflik yang dapat diterapkan harus bersifat komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dialog antarbudaya perlu diperkuat melalui forum-forum pertemuan rutin antara tokoh masyarakat, perwakilan kelompok pemuda, dan pihak berwenang.

Sebagai kota pelajar, Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi model keharmonisan sosial melalui pendekatan edukasi dan pembinaan karakter. Pemberdayaan pemuda melalui kegiatan positif juga menjadi langkah strategis dalam pencegahan konflik.

Program-program kepemudaan yang membuka ruang kreativitas dan pengembangan diri dapat menjadi alternatif kegiatan yang konstruktif. Pembentukan forum komunikasi pemuda lintas kelompok dapat menjadi wadah untuk membangun persaudaraan dan mengatasi perbedaan.

Penyelesaian konflik Pok Timur membutuhkan kesabaran dan komitmen jangka panjang dari semua pihak. Yogyakarta, dengan sejarah panjangnya sebagai kota budaya dan pendidikan, memiliki modal sosial yang kuat untuk mengatasi tantangan ini.

 Kearifan lokal yang telah mengakar dalam masyarakat Yogyakarta dapat menjadi fondasi untuk membangun resolusi konflik yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun