Di dunia medis, kerap terjadi orang mengakali pembiayaan sehingga uang yang dikeluarkan rendah. Berbagai macam cara dilakukan orang. Sikap orang juga beragam terhadap perilaku mengakali pembiayaan yang tidak mencukupi tersebut. Biasanya orang menggunakan berbagai cara, antara lain:
1.Menggunakan barang "reuse"
Barang reuse tentu saja akan meningkatkan risiko transmisi "blood borne diseases". Tentu saja ada pihak yang tidak sepakat dan menyatakan bahwa barang reuse akan memenuhi standar jika disterilisasi dengan cara yang benar dan baik. Penggunaan barang reuse tentu saja akan menekan pembiayaan karena salah satu penyebab mahalnya suatu prosedur adalah harga "device" yang mahal.
Dengan penggunaan barang "reuse" pembiayaan suatu prosedur akan berkurang drastis. Tentu saja ada kelemahan lain barang "reuse" selain transmisi penyakit, yaitu perilaku alat tersebut tidak seperti barang baru, misalnya kaku dan kurang lentur, ada baret baretnya, bisa saja bocor kalau mempunyai rongga. Pasien tentu saja dilayani substandard, walaupun pasien tidak tahu.
Banyak pihak senang. Rumah sakit senang karena prosedur tetap bisa dilakukan dan mereka memperoleh sedikit keuntungan. Pasien senang karena mereka tetap dapat menjalani tindakan tanpa urun biaya. Dokter melakukan dengan perasaan galau campur perasaan bersalah.
Banyak pihak akan sepakat bahwa ini namanya "trick" untuk mengakali pembiayaan yang rendah dan tidak mencukupi. Anda setuju? Bagi saya ini namanya tetaplah "curang". Curang dengan tanda petik, dan semua pihak tutup mata.
2. "Up coding"
Up coding adalah salah satu cara yang sering dituduh pembiaya dilakukan oleh dokter, walaupun sang dokter tidak melakukan tetaplah kecurigaan itu besar. Tindakan ini salah satu yang dilakukan oleh dokter untuk mengakali pembiayaan yang kurang.
Secara medis sangat bagus, karena dokter tetap menggunakan barang standar, pasien dilayani dengan kualitas standar. Tidak ada prosedur medis yang dilanggar. Rumah sakit senang karena prosedur dilakukan dengan benar dan mereka memperoleh sedikit keuntungan.Â
Bagi dokter ini membikin mereka "jantungan", pertempuran batin adalah antara memberikan yang terbaik bagi pasien dengan kekhawatiran akan dikejar oleh pihak pihak yang mencari "fraud", bahkan masalah ini sampai sampai melibatkan KPK. Konyol memang kedengarannya karena ada pihak pihak yang melibatkan KPK untuk mengatasi hal ini. Ibarat menakut nakuti petani pergi berkebun ke hutan karena di hutan itu ada harimau.
Ini bagi pihak pembiaya jelas curang, mereka menganggap ini curang karena merugikan pihak pembiaya. Mereka tidak tahu bahwa ini terpaksa dilakukan akibat besaran angka pembiayaan tidak masuk akal. Yang dikejar adalah dokter. Rumah sakit bisa lepas tangan. Bagi dokter mungkin ini suatu trick yang mereka lakukan diam-diam dengan harapan pihak pembiaya tidak tahu.