Persahabatan dengan lawan jenis itu sungguh mengasyikkan karena ada chemistry yang kadang tidak sepenuhnya bisa dipahami. Laki-laki biasanya lebih klik untuk berbagi cerita dan canda dengan wanita, begitu juga sebaliknya. Bahkan rasanya lebih mudah meminta tolong kepada sahabat dibandingkan minta tolong kepada pasangan sendiri. Begitu kata mereka yang mempunyai sahabat lawan jenis. Ada perasaan takut kehilangan, sama seperti takut kehilangan pasangan hidup. Ada perasaan nyaman ketika meluahkan perasaan kepada sang sahabat terkadang melebihi rasa nyaman yang didapat dari pasangan jiwa.
Tak ada yang bisa "memisahkan" persahabatan ini, apalagi jika telah terbentuk semenjak sebelum seseorang menikah.
Jika disuruh memilih, sebagian orang bahkan rela kehilangan pasangannya demi membela sang sahabat.
Na'udzubillaahi min dzalik...
Namun sadarilah wahai jiwa yang terikat janji suci dengan Sang Khalik, persahabatan seperti itu tidaklah diridhai-Nya, karena amanah utama adalah keluarga. Berani memutuskan menikah berarti berani pula untuk bertanggung jawab dan memprioritaskan keluarga dan berani menyesuaikan diri dengan status yang baru: SUAMI/ISTERI.
Ya benar, persahabatan tak harus berakhir... namun seharusnya ada perubahan dalam berinteraksi.
Jika kita memang menyayangi sang sahabat, seyogyanya kita tetap menjaga harga dirinya di mata keluarga.
Tidak usahlah menanyakan kabarnya setiap hari karena itu adalah tugas pasangannya, bukan tugas kita smile emoticon
Salam cinta!
*advise myself
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H