Saya secara pribadi pernah merasakan hal ini. Dengan dalih sewajarnya berteman, kongko bareng dan tetap bersosialisasi dengan teman-teman anggota aliansi perjulidan nasional.Â
Satu waktu, saat terjadi masalah, saya pun terkena dampaknya karena 1 kelompok dengan teman-teman yang seperti ini padahal saya hanya diam dalam lingkaran setan perjulidan nasional.
5. Teman yang Buruk
"Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.' Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu Telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia". (QS. Al-Furqan: 27-29).
Sama seperti cerita-cerita lingkaran setan perjulidan nasional. Meski diam dalam suatu kelompok, tidak ikutan mengejek, mentertawakan, jika berada dalam lingkungan seperti itu akan dicap sebagai orang yang turut andil timbulnya masalah ini itu.
6. Jauh dari Bacaan Al Quran
Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin rahimahullah berkata :
"Sebab-sebab kerasnya hati adalah : berpaling dari allah ta'ala, jauh dari membaca Al-Qur'an, sibuknya manusia dengan dunia dan dunia menjadi tujuan (fokus) utama, sehingga dia tidak mementingkan urusan agamanya. Karena ketaatan kepada Allah SWT akan membuat hati menjadi lunak, lembut dan mau kembali kepada Allah". (Fatawa Nur A'la ad-darb 12/ 18-19)
Saya sangat bersyukur, Ramadhan menyentuh hati saya secara pribadi. Ternyata banyak hal penyebab kerasnya hati berada didalam diri saya. Dari 6 faktor, 5 diantaranya merupakan hal yang masih berada didalam kontrol dan dapat dijalankan dengan kesadaran tingkat tinggi. Sadar dengan banyak bicara, memulai dengan diam dan memaknai.Â
Sadar dengan banyak makan, 1 bulan penuh ini diingatkan lagi untuk menahan nafsu. Sadar dengan banyak tertawa, banyak ghibah, banyak bercanda dengan kebohongan, mulai memperbaiki perlahan-lahan.Â
Sadar dengan lingkungan perjulidan nasional, mulai mundur alon-alon. Yang terakhir, sadar tak pernah membaca Al Quran, dalam satu tahun masih ada 1 bulan minimal mendengar lantunannya yang menenangkan.