Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mengapa Lebih Susah Menahan Haus daripada Lapar saat Puasa?

5 April 2022   15:10 Diperbarui: 30 April 2022   21:45 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi haus. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dulu waktu saya kecil sedang belajar puasa sempat berpikir, enggak makan dan enggak minum, bagaimana kalau nanti haus, lapar dan lemas? Ahh... jalanin saja dulu. Tahun 1997 awal saya puasa, ternyata hawanya panas dan terik. Ditambah lagi kompor-kompor dagangan ibu di rumah terus menyala untuk mempersiapkan menu-menu untuk dijual saat buka puasa nanti. Satu jam pertama setelah sahur, masih segar dan belum terasa apa-apa.

Feel happy dan masih segar. Menjelang jam 11 siang keatas, kerongkongan rasanya kering banget. Aduuh... Mau bilang ke ibu tapi malu. Untungnya perut yang lapar masih bisa diajak kompromi. Alhamdulillah sudah adzan zuhur, seteguk demi seteguk es teh manis segar bercampur aroma melati.

Ayo! Buru-buru selesaikan! Setelah itu puasa lagi. Girang dong ya? Sudah buka bedug. Cacing-cacing di perut sudah bergoyang. Eh.. ternyata jam 3 sore sudah kering lagi tenggorokan. Padahal tadi pas adzan bedug udah minum banyak lho hampir 3 gelas? Awalnya saya kira hanya rasa-rasa anak kecil yang baru belajar puasa. Satu waktu, mendengar celoteh orang dewasa yang enggak kuat nahan haus. Kenapa ya kok puasa haus banget hawanya?

Usut punya usut ternyata hal ini lumrah, wajar, manusiawi dan naluriah. Cara kerja otak mengatur hawa nafsu begini. Nafsu makan dikontrol oleh otak dan hormon yang bekerja sama untuk memberikan respon ketika nafsu makan meningkat atau menurun. Sinyal kelaparan akan muncul ketika gula darah di dalam tubuh menurun akibat telah dipakai menjadi energi -- yaitu energi untuk melakukan berbagai aktivitas.

Saat sinyal diterima dengan baik oleh otak, maka tidak lama kemudian nafsu dan keinginan untuk makan suatu makanan akan muncul. Tidak hanya otak saja yang mengontrol nafsu makan, tetapi berbagai hormon juga berperan dalam hal ini, seperti insulin, glukagon, ghrelin, dan leptin. Bagian otak yang mengatur hawa nafsu adalah Hipotalamus.

Sampai disini masih belum menjawab rasa penasaran saya terhadap rasa haus. Ketika makan, sari-sari makanan yang sudah dikunyah itu diolah menjadi energi, lemak dan cadangan makanan lain didalam tubuh. Makanya, rasa lapar itu masih bisa diajak kompromi dibandingkan dengan rasa haus.

Dilansir dari British Medical Journal, tubuh mampu bertahan selama 8-21 hari tanpa makanan, dengan syarat asupan air tercukupi. Sedangkan manusia dapat bertahan tanpa asupan minum hanya 8 hari.

Tubuh manusia dapat bertahan dari rasa lapar karena dalam jangka pendek, tubuh akan menyesuaikan dan mengubah cara kerjanya. Dalam durasi tanpa makan yang singkat saat puasa, tidak akan menyebabkan kerusakan organ secara permanen.

Sumber: health.detik.com
Sumber: health.detik.com

Apabila dalam waktu 12 jam glukosa dalam tubuh sudah habis, cara kerjanya menjadi :

  • Hati dan otot melepaskan glikogen menjadi glukosa
  • Jika glikogen habis, asam amino menyediakan energii selama 3 hari.
  • Cadangan lemak berupa keton untuk energi (ketosis).
  • Saat lemak sudah kehilangan cadangan energi, disinilah gejala fatal terjadi. Situasi tersulit terjadi apabila seseorang sudah kehilangan 18% dari berat badannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun