Setiap puasa menjelang, sidang isbat dilaksanakan untuk menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Dalam islam dikenal dengan penanggalan sistem bulan atau sering disebut qamary melalui munculnya hilal baik dengan cara hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan langsung). Hilal berarti tampak dan terlihat. Secara sederhana dimaknai bulan sabit muda.
Memahami hilal dimulai dengan 3 konsep semesta bekerja dimulai Bumi, Matahari dan Bulan. Mari telaah perlahan-lahan! Bumi berotasi 23 jam 56 menit 05,09054 detik, bumi berevolusi pada matahari 365,2425 atau 365 1/4 hari. Sistem rotasi dan revolusi menghasilkan siang dan malam, penanggalan masehi atau matahari. Sedangkan bulan mengalami revolusi sinodik 29 hari 12 jam 44 menit 2,9 detik artinya dalam 1 tahun kalender bulan hanya  354 hari 8 jam 48 menit 35 detik.
Karena adanya peristiwa rotasi dan revolusi, Wajah bulan tampak berbeda dari waktu ke waktu yang disebut fasefase Bulan. Fase-fase tersebut adalah: crescent (hilal), first quarter (at tarbi' al awwal), first Gibbous (al ahdab al awwal), full Moon (al badar), second gibbous (al-ahdab ats- tsany), second quarter (at- tarbi' ats-tsany), Second Crescent (al-hilal ats-tsany), dan Wane (al-mahaq) atau disebut juga fase konjungsi atau ijtimak.
Ada 5 karakteristik penetapan awal pada penanggalan bulan diantaranya adalah pertama hilal negative ketika bulan terbenam dahulu dari matahari. Dalam hal ini hilal tidak terlihat. Kedua matahari terbenam terlebih dahulu dari bulan, maka hilal akan terlihat tergantung sudut ketinggian. Ketiga, fenomena yang jarang terjadi adalah setelah terbenam matahari dan belum terjadi konjungsi. Keempat, adanya konjungsi saat matahari terbenam, maka hilal tidak terlihat. Kelima, terbenamnya bulan setelah matahari terbenam. Hal yang mempengaruhi adalah jarak sudut bulan dan matahari serta tinggi hilal saat matahari terbenam. Tempat untuk melakukan pengamatan langsung hilal lazimnya di pinggir pantai dan tempat yang tinggi ufuk bagian barat.
Kementerian Agama (Pemerintah) mendefinisikan hilal minimal 2 di atas ufuk, umur hilal minimal 8 jam setelah terjadinya ijtimak dan jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) minimal 3. Kriteria ini dianggap sebagai penengah antara hisab dan rukyat, atau tepatnya antara NU dan Muhammadiyah.
Konsep hilal juga dipergunakan Bangsa Babilonia. Dimana hilal dapat dilihat setelah 24 jam konjungsi. Umur bulan merupakan parameter kenampakan sabit bulan yang klasik sejak zaman babilonia. Bangsa Babilonia yang tinggal di Irak saat ini sangat lihai mengamati kondisi langit. Berdasarkan penanggalan bulan, orang Babilonia membagi dalam 28 hari menjadi 4 bagian yaitu 1 minggu 7 hari. Kemudian hal ini diadopsi orang yahudi, India dan China. Yunani dapat melihat hilal dengan tingginya matahari bulan dan tinggi hilal. Tahun 1988 peneliti asal Malaysia menjelaskan perlu 10,5 untuk jarak sudut bulan matahari dengan beda azimuth 00.
Bogor Barat, 1 April 2022
Salam,
Sri Patmi