Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mitos Kutukan Kediri dan Lengsernya Presiden RI Dalam Perspektif Psikologi

15 Maret 2022   10:06 Diperbarui: 17 Maret 2022   11:58 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : matranews.id

Proses perkembangan informasi yang kemudian mengubah opini (berpikir) dari mitos menjadi kebenaran atau yang semula dianggap benar ternyata mitos, tidak lepas dari peran literasi. Rolland Barthes mengungkapkan bahwa mitos adalah system wicara dan mitos merupakan system tanda, system komunikasi dan sebuah pesan. Pada pengertian pertama tampaknya itu adalah yang dikenal secara umum, sedang pengertian kedua lebih pada makna mitos itu. Dikatakan modern, karena lebih dapat mewadahi pada fenomena kehidupan manusia terutama masyarakat modern. Misalnya bagaimana seseorang tersugesti (mempercayai) sesuatu dengan anggapan benar-benar ada, terjadi, atau berkhasiat tentang sesuatu tanpa ada sarana pembantu pembuktian.

Kehidupan budaya masyarakat diawali dengan mitos tradisional berkembang menuju modern. Artinya mitos itu berdampingan dengan masyarakat dan Langkah awal memperoleh pengetahuan baru. Misalnya: saat masih kecil, orang tua menjelaskan gerhana bulan itu bulan dimakan buto ijo. Maka muncul cara baru untuk mengulik dan menelaah fenomena apa yang sebenarnya terjadi terhadap bulan.

Bagaimana Sikap Bijak Kita Terhadap  Mitos?

Sebagaimana manusia yang berbudi luhur dan dibesarkan melalui runutan sejarah yang Panjang, ada baiknya kita menghargai mitos sebagai bagian dari kehidupan. Bukan untuk menyalahkan atau memarjinalkan orang-orang yang percaya terhadap mitos dengan benturan dogma agama. Saling menghargai dan hidup bersinergi adalah kuncinya. Jangan menjadikan benturan kecil menjadi sesuatu yang besar. Bagi yang mempercayai keyakinan agama menghargai adanya mitos, begitupun sebaliknya. Akar permasalahan terjadinya perpecahan mengatasnamakan agama adalah persepsi merasa paling benar. Berangkat dari mitos, sugesti kebenaran dan Analisa psikologi, dari adanya mitos manusia akan mencari kebenaran, dari kebenaran akan tumbuh pengetahuan baru. Mengapa tidak menjadikan mitos itu sebagai sarana menggali pengetahuan baru? Sampai sekarang, belum diketahui tentang mitos kutukan Kota Kediri dan belum ada literasi kebenaran lebih mendalam.

Bogor Barat, 14 Maret 2022

Salam,

Sri Patmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun