Proses perkembangan informasi yang kemudian mengubah opini (berpikir) dari mitos menjadi kebenaran atau yang semula dianggap benar ternyata mitos, tidak lepas dari peran literasi. Rolland Barthes mengungkapkan bahwa mitos adalah system wicara dan mitos merupakan system tanda, system komunikasi dan sebuah pesan. Pada pengertian pertama tampaknya itu adalah yang dikenal secara umum, sedang pengertian kedua lebih pada makna mitos itu. Dikatakan modern, karena lebih dapat mewadahi pada fenomena kehidupan manusia terutama masyarakat modern. Misalnya bagaimana seseorang tersugesti (mempercayai) sesuatu dengan anggapan benar-benar ada, terjadi, atau berkhasiat tentang sesuatu tanpa ada sarana pembantu pembuktian.
Kehidupan budaya masyarakat diawali dengan mitos tradisional berkembang menuju modern. Artinya mitos itu berdampingan dengan masyarakat dan Langkah awal memperoleh pengetahuan baru. Misalnya: saat masih kecil, orang tua menjelaskan gerhana bulan itu bulan dimakan buto ijo. Maka muncul cara baru untuk mengulik dan menelaah fenomena apa yang sebenarnya terjadi terhadap bulan.
Bagaimana Sikap Bijak Kita Terhadap  Mitos?
Sebagaimana manusia yang berbudi luhur dan dibesarkan melalui runutan sejarah yang Panjang, ada baiknya kita menghargai mitos sebagai bagian dari kehidupan. Bukan untuk menyalahkan atau memarjinalkan orang-orang yang percaya terhadap mitos dengan benturan dogma agama. Saling menghargai dan hidup bersinergi adalah kuncinya. Jangan menjadikan benturan kecil menjadi sesuatu yang besar. Bagi yang mempercayai keyakinan agama menghargai adanya mitos, begitupun sebaliknya. Akar permasalahan terjadinya perpecahan mengatasnamakan agama adalah persepsi merasa paling benar. Berangkat dari mitos, sugesti kebenaran dan Analisa psikologi, dari adanya mitos manusia akan mencari kebenaran, dari kebenaran akan tumbuh pengetahuan baru. Mengapa tidak menjadikan mitos itu sebagai sarana menggali pengetahuan baru? Sampai sekarang, belum diketahui tentang mitos kutukan Kota Kediri dan belum ada literasi kebenaran lebih mendalam.
Bogor Barat, 14 Maret 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H