Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bercermin dari Kasus Menyedihkan Walter Collins, Hati-Hati Orang Tua

7 Februari 2022   18:43 Diperbarui: 19 Februari 2022   19:55 6561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : vocal.media

"Seandainya Anda tidak datang bersama polisi, saya akan memberitahu yang sebenarnya"

Kejadian hilangnya anak bernama Walter Collins ini adalah hal yang selalu dipertanyakan masyarakat Amerika. Dia dinyatakan hilang setelah berpamitan ingin menonton film di bioskop. Kasus hilangnya Walter Collins merupakan kasus yang paling menggemparkan di Amerika tahun 1928. Kasus ini juga menyebabkan kepolisian Los Angeles turun pamor akibat lambannya respons tim kepolisian dam keputusan pengadilan yang menghubungkan hilangnya Walter Collins dengan pembunuh berantai yang berkeliaran di AS. Secara sederhana, seakan-akan pengadilan meminta kasus ini segera ditutup. Hingga ada kota yang mengganti namanya karena dikait-kaitkan dengan kasus ini. Simpatisan terus bertambah dan meyakini bahwa Walter Collins masih hidup. Bahkan ibunya menghabiskan umurnya hanya untuk mencari anaknya.

Kronologi Kejadian
Ibunya bernama Christine Ida Collins lahir di Los Angeles, 14 Desember 1888. Ibunya menikah dengan seorang napi yang sedang menyembunyikan identitasnya bernama Walter J. Collins. Anak dari hasil pernikahannya bernama Walter Collins yang lahir pada tanggal 23 September 1918. Keadaan rumah tangga mereka baik-baik saja, tetapi selang beberapa waktu keadaan memburuk karena sang suami melakukan perampokan dan ditangkap polisi. Ibunya bekerja sebagai operator telepon dan menjadi tulang punggung karena sang suami mendekam di penjara.

Pada tanggal 10 Maret 1928, ia pergi ke bioskop. Hingga malam hari ditunggu, Walter Collins tidak pulang. Ibunya langsung melaporkan kejadian ini ke kantor polisi. Kebetulan beberapa bulan sebelum kejadian hilangnya Walter ini, ada kejadian psikopat sadis yang memutilasi anak didaerah yang sama. Kelompok psikopat ini dijuluki The Fox. Setelah melakukan pencarian, hasil masih nihil. Dipasang poster orang hilang dimana-mana. Polisi mendapatkan laporan dari orang yang sempat melihat Walter di pom bensin sebelah utara kota. Anak itu duduk dibelakang kursi mobil dengan badan dibungkus koran. Orang yang membawa Walter tipe-tipe muka orang Italia dan seorang wanita. Laporan dari teman-teman Walter mengatakan bahwa mereka melihat orang asing yang masuk ke kota mereka di hari Walter hilang. Reputasi kepolisian setempat semakin memburuk karena kasus ditambah lagi maraknya kasus korupsi aparat kepolisian tersebut.

Walter ditemukan setelah 5 bulan pencarian, Walter ditemukan. Saat dipertemukan dengan Walter, ibunya mengatakan bahwa ia bukan anak saya, hanya mirip saja. Kapten JJ Jhons menyarankan untuk membawa pulang anak tersebut, siapa tahu ibunya pangling. Setelah tinggal bersama selama 3 minggu, ibunya menyadari bahwa anak itu bukan anaknya. Polisi dibawah tekanan publik seakan ingin segera menutup kasus ini. Mereka melakukan serangkaian pembuktian dengan menyuruh Walter mengingat jalan pulang dan melalui anjing peliharaan Walter. Hasilnya adalah anak itu ingat jalan pulang dan anjing peliharaan mengenali anak itu sebagai Walter. Ibunya tetap tidak yakin bahwa anak itu adalah Walter.

Polisi merasa dibodohi dengan ibu Walter, akhirnya mengirim ibunya ke Los Angeles Country Hospital tanggal 8 September 1928 dengan code 12 yang berarti pasien yang sulit disembuhkan. Hal yang mengejutkan publik, si anak itu berhasil meyakinkan semua orang bahwa dia adalah Walter Collins. Disisi lain, Kapten Johns merasa curiga tentang anak itu. Kemudian ia membawa anak itu ke psikiater dan terbukti bahwa anak tersebut BUKAN Walter Collins. Dokter membandingkan struktur gigi untuk mengidentifikasi. Setelah didalami, anak itu mengaku bukan Walter, ia bernama Arthur Hutchins. Arthur kabur dari rumahnya karena diperlakukan buruk. Arthur melihat poster orang hilang mirip dengannya dan memanfaatkan situasi tersebut untuk kabur dari ibunya.

Ibu Walter dipulangkan dan mengajukan gugatan kepada Kapten Johns karena memasukkan dirinya ke Rumah Sakit Jiwa. Tak lama, ada peristiwa pembunuhan kandang ayam yaitu pembunuhan berantai yang terjadi tahun 1926-1928 di Wineville oleh Gordon Steward Nortcott dari Kanada. Gordon ingin membuka peternakan ayam dibantu oleh sepupunya Clark. Gordon adalah seorang pedofilia dan kandang ayam adalah tempat melakukan aksi bejatnya. Kakak Clark melaporkan aksi pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Mayat anak-anak itu ditemukan di kandang ayam dan telah dikuburkan serta dimutilasi.

Ibu Gordon diadili karena turut andil dalam tindak kejahatan itu. Ibunya mengemukakan bahwa Gordon pernah menculik salah satu anak yang bernama Walter Collins. Ibu Gordon melihat anaknya sedang melecehkan Walter Collins. Karena ketakutan ditangkap polisi, ibu Gordon menyarankan untuk membunuh Walter Collins.

Clark juga diadili karena membantu Gordon menghilangkan jejak atas kejahatannya. Tapi pengakuan Clark berbeda dengan Ibu Gordon, ia malah mengatakan bahwa Gordon tidak pernah membunuh Walter Collins. Clark beretiket baik dan mau membantu kepolisian menuntaskan kasus tersebut sehingga ia dibebaskan dari ancaman pidana.

Gordon diadili dan mengaku sudah membunuh 9 anak. Tapi pihak pengadilan lebih mempercayai pengakuan ibu Gordon. Atas kasus tersebut, Gordon dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun