Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dibalik Kasus Grace Milane, Sisi Gelap Kencan Online

6 Februari 2022   19:05 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:24 3067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat interogasi kedua ini, Jesse tidak dapat mengelak dan mengakui apa yang sudah dilakukan. Jesse beralasan jika Grace meninggal saat mereka sedang melakukan hubungan intim. Pengakuan Jesse, Grace meminta Jesse untuk mencekik lehernya untuk melakukan eksperimen yang menyenangkan.

Penjelasan Jesse semakin absurd karena selesai melakukan hubungan intim, Jesse mandi dan ketiduran di kamar mandi. Keesokan paginya saat bangun tidur, ia melihat Grace sudah terbaring dilantai dengan hidung berdarah. Jesse mengetahui bahwa ia akan menjadi terdakwa karena kejadian ini, Jesse membeli koper, menyewa vacuum cleaner, menyewa mobil dan membeli cangkul.

Saat bersamaan, polisi melakukan pencarian jasad Grace ke Scenic Drive dan akhirnya jasadnya ditemukan. Tim Forensik melakukan autopsy dan meminta bantuan warga sekitar untuk mencari cangkul yang digunakan oleh Jesse.

Pada November 2019, saat sidang, Jesse didakwa telah mencekik Grace sampai meninggal. Jesse masih berkilah tidak bersalah, namun pengadilan berhasil membuktikan melalui history penelusuran internetnya yang berniat buruk terhadap Grace, bukti selanjutnya adalah Jesse sempat menonton video porno dan sempat memfoto Grace saat melakukan hubungan intim dan saat sudah meninggal. 

Bukti selanjutnya adalah Jesse terlihat tenang setelah melakukan kejahatannya dengan sempat mencuci mobil sewaannya dan membeli koper. 

Padahal sedari awal ia mengaku tidak sengaja melakukan itu karena eskperimen yang diminta oleh Grace. Bukti lebih mencengangkan lagi, setelah kejadian itu, ia sempat mengencani perempuan lain yang dikenal melalui dating app.

Fakta selanjutnya, kehadiran 3 perempuan yang pernah diajak kencan oleh Jesse melalui dating app. Menurut pengakuan mereka, Jesse ini memang seorang Masochistic yaitu penyimpangan seksual dimana pengidapnya perlu mendapatkan perlakuan kasar dan keras untuk mendapatkan kenikmatan dalam berhubungan intim. Selain itu, Jesse juga ternyata penganut Bondage atau praktek hubungan badan secara sadis

Jaksa juga sempat menghadirkan expert patologi yang memeriksa jasad Grace, ia menemukan luka lebam di leher, tangan dan dada yang konsisten seperti korban yang di asphyxiated atau sengaja dibuat tidak bernapas. Jesse mengaku sifat-siifat brutalnya ini karena ditolak sebagai anak oleh ibu kandungnya. Akhirnya Jesse dijatuhi  hukuman seumur hidup.

***

Hal seperti ini tidak hanya terjadi di New Zealand, dimanapun segala kemungkinan dapat terjadi. Apalagi di era digital seperti ini. meski sedang populer, aplikasi mencari pacar atau kencan online ini ternyata memiliki sisi gelap yang sangat mengerikan. 

Kenali modus kencan online, jangan sembarangan berkencan dengan orang asing tanpa menyelidiki latar belakangnya. Pembelajaran untuk orang tua dan anak-anaknya agar lebih waspada melakukan pengawasan secara intensif selaras dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun