Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Artikel Sri Patmi: Mengapa Komunikasi Fatik atau Phatic Diperlukan?

11 November 2021   18:56 Diperbarui: 11 November 2021   19:05 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan ini manusia membutuhkan komunikasi. Bayangkan saja jika komunikasi tidak terjadi sama sekali? Apa yang akan terjadi? Salah satu komunikasi yang sering dilakukan adalah komunikasi fatik/Phatic communication.

"Baru pulang kerja ya?"
"Apa kabar? Sudah sehat?"
"Sudah lama enggak kelihatan?"
"Bagaimana kehujanan tidak?"

Istilah sederhana dan membumi yang sering kita dengar adalah basa basi. Dalam istilah ilmu komunikasi dinamakan komunikasi Phatic/fatik. Jenis komunikasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kehangatan, mempererat hubungan, meningkatkan rasa peduli, memanusiakan manusia. Komunikasi fatik memiliki fungsi sosial agar merasa nyaman, dihargai, diperhatikan, tentram, damai, merasa terhibur.

Bagi orang yang berpikir taktis, to the point dan tidak suka basa basi, komunikasi fatik dianggap tidak penting. Tak ayal, orang yang tak suka basa basi akan dianggap tidak asik dan terlalu kaku hidupnya. Hal ini akan memicu terjadinya ketegangan internal, kondisi emosional yang tidak seimbang, keadaan psikis yang tertekan. Benang merah dari komunikasi fatik ini adalah dimensi hubungan sesama manusia. Untuk memelihara hubungan agar bersinergi dan harmonis, maka basa basi perlu dilakukan.

Komunikasi fatik dapat dilakukan verbal dan nonverbal. Ditunjukkan secara verbal maksudnya adalah penyampaian secara lisan dalam bentuk kalimat yang menghangatkan suasana. Kalimat yang digunakan biasanya berupa retorika. Sadar atau tidak sadar, ketika teman kita bertanya "baru datang, pak?" Padahal ia melihat kita baru saja turun dari kendaraan. Untuk menumbuhkan kedekatan dan kehangatan, teman-teman akan basa basi menanyakan keadaan.

Secara nonverbal, komunikasi fatik ditunjukkan dengan bahasa tubuh. Misalnya, saling tersenyum ketika bertemu, mengelus pundak ketika teman sedang bersedih untuk memberikan kekuatan, mengangguk dan lain-lain.

Komunikasi interpersonal/komunikasi antar pribadi ini mengacu pada keseimbangan didalam kehidupan. Karena faktanya komunikasi ini menjaga keberlangsungan hubungan sosial dalam masyarakat yang multikultural.

Bagaimana bentuk komunikasi fatik di masa kini?

Era mondial memberikan dampak positif bagi kehidupan. Jarak dan waktu bukan menjadi penghalang bagi manusia untuk saling bertegur sapa. Selain dengan cara bertatap muka, dizaman gawai yang terus berdawai, jemari dapat digunakan untuk berkomunikasi fatik. Kehadiran media baru seperti sosial media dan jaringan komunikasi lainnya telah membantu mendekatkan ikatan. Memberikan komentar pada postingan orang lain, menyukai unggahannya, memberikan tanggapan atas segala yang disampaikan didunia maya, memberikan dukungan dan ucapan atas keberhasilan.

Komunikasi fatik menjadi pembuka dari inti komunikasi yang sesungguhnya. Terlebih antar satu dengan yang lainnya memiliki pengalaman dan interprestasi yang berbeda. Komunikasi fatik menjembatani terbukanya bagian diri manusia untuk saling memahami. Namun, patut diperhatikan dinamika penerapan komunikasi fatis dalam hubungan. Fase pertama, ketika komunikasi fatik ini dilakukan, orang lain akan merasa nyaman. Tetapi jika dilakukan secara terus menerus dengan intensitas yang sering, orang lain justru merasa terganggu. Kebanyakan basa basi malah membuat orang lain jengah. Gampang-gampang susah ya?

Saat berkomunikasi fatik, usahakan menggunakan kalimat yang bersifat umum terkait masalah kabar, sapaan, perbincangan ringan. Hindari menanyakan kondisi psikologis, keadaan emosional, hal tidak etis lainnya. Misalnya, teman anda sedang tertimpa musibah, basa basi yang disampaikan bukan mengorek-ngorek masalah inti pada saat itu terjadi. Bukan pula menanyakan bagaimana perasaannya saat terkena musibah. Gampang-gampang susah ya?

Dalam menggunakan komunikasi fatik, sebaiknya kita harus dapat menempatkan diri, menyesuaikan waktu, peka terhadap keadaan diri dan orang lain. Jangan sampai tujuan yang baik untuk menghangatkan suasana justru menimbulkan ketegangan secara personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun