Mohon tunggu...
Patmi Sari
Patmi Sari Mohon Tunggu... -

mahasiswa PKN UNY 2010

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Apa Sih Dewasa Itu?

9 Juni 2012   07:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebenarnya saya masih bingung seperti apakah dewasa itu? Kalau saya lihat dari pengalaman saya, orang-orang terdekat saya belum saya temuin orang yang sepenuhnya dewasa. “Nothing is perfect” , mungkin kedewasaan seseorang juga tak ada yang sempurna. Kedewasaan tak bisa dipandang dari satu sisi saja, missal teman saya sebut saja “B” ,jika dilihat dari gayanya dia seperti orang dewasa karena dia sudah memasuki dunia kerja jadi pikirannya sudah dewasa dalam hal sudah tidak suka maen-maen lagi dan serius. Biasa kalau orang sudah kerja itu sudah tahu susahnya cari uang jadi ga nyampe kepikiran untuk senang-senang poya-poya seperti halnya anak-anak muda yang tidak dewasa. Tetapi setelah saya kenali dia lebih jauh, ternyata ada sisi kekanak-kanakkan dalam dirinya. Seperti suka ngambek, manja, egois, dan sebagainya lah. Berarti dia belum dewasa sepenuhnya. Lalu adakah orang yang bener-bener dewasa?

Selain itu juga saya lihat dalam diri saya dan kedua teman . Kadang saya terlihat dewasa, kadang kaya anak-anak. Saya merasa diri saya dewasa ketika teman-teman saya sedang ada masalah, jadi saya bisa menjadi dewasa untuk menjadi tempat curhat dan member solusi kepada teman saya. Tapi ketika saya sedang ada masalah, saya merasa teman-teman saya itu dewasa dan memberi support kepada saya. Jika dilihat dari cara ngomong, pemikiran, penampilan kami bertiga pun berbeda. Saya punya sifat kekanak-kanakkan, tetapi saya kelihatan dewasa karena saya tidak suka “neko-neko” , teman saya dia kelihatan manja tidak dewasa tapi dia punya sifat kedewasaan dengan sifatnya yang pengertian, dan yang terakhir teman saya juga dia kadang suka ngrengek-ngrengek yang membuat dia terlihat seperti anak kecil tapi dia juga punya sifat kedewasaan seperti orangnya simple dan sederhana, ulang tahun saja tidak suka dirayakan. Padahal kalau menurut saya ulang tahun itu satu tahun sekali jadi harus special, tetapi dia tidak berfikiran begitu. Ulang tahun tu harusnya kita merenungi diri untuk bisa lebih dewasa, bukannya malah senang-senang.

Orang tua pun belum tentu juga dewasa sepenuhnya, mungkin orang tua lebih banyak pengalaman dan masalah dalam hidupnya jadi mereka bisa dewasa karena itu. Tetapi masih saya lihat orang tua yang belum dewasa seperti suka mutung, suka mikirin untuk senang-senang sendiri, berpenampilan seperti anak muda padahal umur udah tua, mau menang sendiri dari pada anak-anaknya dan sebagainya. Jadi tambah bingung sebenarnya dewasa itu seperti apa sih? Yang pasti umur, kelakuan dan penampilan tidak bisa sepenuhnya mencerminkan dia sudah dewasa , pasti ada sisi ketidakdewasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun