Mohon tunggu...
Patma Sulistiana
Patma Sulistiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNTIRTA Jurusan Pendidikan Sosiologi (S1)

Belajarlah dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gemerlapnya Cakrawala dan Rapuhnya Avalanche

13 Februari 2023   21:34 Diperbarui: 13 Februari 2023   21:41 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini seperti biasa, langit menunjukan pesonanya melalui bintang-bintang.

Luasnya cakrawala seolah memberikan pesan, jika hidup memiliki berbagai dimensi.

Dimensi-dimensi yang belum tentu kita jelajahi.

Perjalanan panjang membawa ragu yang begitu tinggi.

Seperti menaruh sehelai daun dari atas tebing, yang bisa terjatuh dalam beberapa detik.

Kaki ini terus melangkah, sampai sadar tak sadar, berada di pojok kota. 

Seluas mata memandang, hanya ada tebing yang dibalut indahnya salju.

Putih bersih, bagai kehidupan sebelum 'adzan' dikumandangkan dalam dekapan  jari mungil.

Tapi siapa sangka, seindah apapun yang kita lihat, setenang apapun pandang, nyatanya ancaman terus menghantui.

Terlihat indah memang, salju di pojokkan kota tua ini.

Kemudian bruggg... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun