Dramaturgi merupakan sebuah teori interkasi simbolik yang dikemukakan oleh sosiolog asal Kanada, yaitu Erving Goffman. Goffman berpandangan bahwa kehidupan sosial sebagai serangkaian sandiwara dramatik yang mirip dengan yang ditampilkan di atas panggung yang disebut sebagai dramaturgi. Dalam hal ini Goffman berpandangan bahwa ketika para individu bertindak, mereka ingin menyajikan suatu pengertian diri tertentu yang akan diterima oleh orang lain. Hal ini berkaitan dengan manajement kesan yang dikemukakan oleh goffman bahwa individu menggunakan teknik-teknik tertentu yang digunakan untuk memlihara kesan yang ingin diperlihatkan kepada orang lain atau audiens, dimana dalam hal ini disesuaikan dengan peran individu tersebut.
Terdapat front stage atau panggung depan dalam sandiwara yang secara umum berfungsi dengan cara-cara yang agak baku  dan umum untuk mendefinisikan situasi bagi orang-orang yang mengamati sandiwara itu (Ritzer, 2012: 638). Secara sederhana dipanggung depan individu hanya menampilkan sesutu yang ia ingin tampilkan dan cenderung diterima oleh khalayak umum, dan individu tidak menampilkan sisi dirinya yang ada dipanggung belakang. Di panggung depan Goffman memaparkan tentang latar (setting stage) yang mengacu kepada tempat atau situasi secara fisik yang harus ada jika individu atau aktor akan bersandiwara, contohnya seperti seorang dokter bedah yang memerlukan ruang oprasi, da n pengemis yang mengemis dijalanan, sehingga menjadikan jalan sebagai latar. Kemudian Goffman memaparkan tentang  bagian depan-pribadi yang terdiri dari item-item pelengkap untuk bersandiwara dipanggung depan seperti pengemis menggunakan baju compang camping. Goffman kemudian memecah bagian depan pribadi menjadi penampilan, sikap.
Aspek-aspek lain dramaturgi dipanggung depan ialah bahwa para aktor sering berusaha menyembunyikan kesan bahwa mereka lebih dekat dengan audiens daripada yang sebenarnya. Contohnya seperti para aktor cenderung berusaha meyakinkan para audiens bahwa sandiwara yang dilakukan merupakan sandiwara satu-satunya, sehingga kepalsuan sandiwara tidak dapat diungkap. Teknik lain yang digunakan dalam bersandiwara adalah "jarak sosial" Â dalam hal ini aktor membatasi kontak dengan audiens
Kemudian Goffman membahas mengenai panggung belakang back stage dimana tempat fakta-fakta yang ditindas atau tidak ditampilkan dipanggung depan terlihat. Contohnya dipanggung depan seseorang menjadi pengemis yang berpenampilan compang camping, namuan dipanggung belakang ternyata seseorang tersebut memiliki rumah yang bagus, penghasilan yang cukup, memiliki kendaran seperti sepedah motor dan memiliki pakaian yang rapih dan bersih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H