- PENDAHULUAN
Secara psikologis, manusia terbagi dalam tiga sifat, yaitu manusia sebagai insan individual, manusia sebagai insan sosial dan manusia sebagai insan berketuhanan. Sebagai insan individual, manusia memiliki harga diri, mempunyai sifat mau menang sendiri, egois, dan lain-lain. Sebagai insan berketuhanan, manusia diharapkan untuk taat beribadah, mengikuti ajaran-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai insan sosial, manusia dituntut untuk mampu berinteraksi, membangun persahabatan, kerja sama, saling menghargai, dan lain-lain.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, biasanya terdiri atas beberapa bagian atau unit kerja, dimana masing-masing bagian atau unit kerja tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Sedangkan yang menggerakkan aktivitas di seluruh bagian atau unit kerja adalah sumber daya manusia. Sehingga diperlukan pemahaman yang utuh dari sumber daya manusia yang ada tentang hakekat organisasi atau perusahaan, supaya bisa tercipta suatu kerja sama tim atau team work yang baik yang bisa meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja organisasi atau perusahaan.
Dalam konteks organisasi, Orlando Behling dalam  (Sobirin, 2018), mengatakan bahwa kelompok dengan segala dinamikanya bisa berpengaruh, baik terhadap perilaku individu maupun perilaku organisasi secara keseluruhan, bahkan terhadap masyarakat sekalipun. Seperti yang dikatakan Cherington dalam  (Sobirin, 2018) paling tidak, ada tiga alasan mengapa dinamika kelompok perlu dipelajari. Pertama, kelompok memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku individu. Kedua, kelompok juga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kelompok-kelompok lain dan terhadap organisasi. Ketiga, pemahaman terhadap dinamika kelompok bisa membantu kita mengerti perilakunya.
Kerja sama dalam suatu tim merupakan keunggulan kompetitif yang tertinggi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Bahkan ada yang menggambarkan kekuatan suatu tim sebagai berikut : " Jika kamu dapat membuat semua orang di suatu organisasi menuju ke arah yang sama, kamu dapat menguasai industri apapun, di pasar manapun, menghadapi persaingan seperti apa dan kapanpun ".
B. PERMASALAHAN
Bagaimana membangun konflik positif dalam Perilaku Kelompok dan tim kerja?
C. PEMBAHASAN
1. Komunikasi Konflik dalam Organisasi  Â
Dalam sebuah organisasi akan banyak ditemukan berbagai konflik. Entah itu konflik individu, konflik kelompok atau konflik dalam peran anggota organisasi. Beberapa konflik tersebut akan menimbulkan masalah pada fungsi pengarahan, permasalahan tersebut terkait dengan proses komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Masalah pada fungsi ketenagaan yang terkait dengan struktur kelompok dimana kebutuhan tenaga belum memadai, kompetensi belum memadai. Belum optimalnya pelaksanaan metode tim juga merupakan masalah tim kerja yang ada, sarana dan prasarana tidak memadai, tidak adanya pengawasan dari manajemen dan SDM yang masih kurang. Konflik yang terjadi juga merupakan permasalahan, yaitu tidak menerapkan manajemen konflik, karena belum optimalnya pemahaman.
Perilaku kelompok yang meliputi komunikasi, tim kerja, konflik, kepemimpinan, dan pembuatan keputusan. Komunikasi ditunjukkan dengan kemampuan memberikan informasi, menerima masukan, dan memberikan respon terhadap informasi yang didapatkan. (Robbins, 2006) mengatakan bahwa komunikasi yang buruk paling sering disebut sebagai sumber konflik antarpribadi. Karena para individu akan menghabiskan hampir 70 % dari waktu terjaganya untuk berkomunikasi yaitu menulis, membaca, berbicara, mendengarkan sehingga beralasan untuk menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tim kerja ditunjukkan melalui adanya rancangan pekerjaan tim, dan tersedianya sumber daya yang memadai. Kualitas internal kehidupan kerja menunjukkan perasaan yang karyawan miliki terhadap pekerjaan mereka, rekan kerja, dan organisasi. Konflik ditunjukkan melalui adanya ketidakcocokan antar sesama rekan kerja. Menurut (Winardi, 2009) konflik didalam sebuah kelompok tertentu dapat melibatkan kelompok tersebut secara keseluruhan, maupun para anggota individualnya. Kepemimpinan ditunjukkan melalui adanya kekuasaan dan adanya interaksi timbal balik antara pimpinan dan bawahan.