Membaca suatu artikel di Kompas tanggal 1 Mei 2013 yang ditulis oleh Rusdi Amral sungguh menginspirasi.
Di dalam artikel tersebut diangkat kisah sosok Dato' Sri Tahir (61) yang merupakan bos dan pemilik Mayapada Group. Tak Jarang ia memaksa sopirnya untuk menghentikan mobil-nya ditengah kemacetan Jakarta saat menyaksikan anak-anak tidak bersekolah menjajakan koran,menjual air mineral, dan susu kedelai. Ia telusuri penyebabnya dan kemudian mencari solusinya. Kini, diantara anak jalanan itu sudah ada yang menyandang gelar dokter dan Insinyur.
Ia juga aktif mendermakan kekayaan nya untuk membantu sesama manusia.
Salah satu kutipan perkataan nya yang mungkin bisa menginspirasi kita dan dapat kita ambil sisi positif nya yaitu "Saya lahir, hidup, dan mendapat keuntungan dari negeri ini, sudah selayaknya juga saya memberi yang saya miliki untuk sesama atau orang yang belum beruntung di negeri ini" ujar Tahir.
I Â mempunyai obses untuk membesarkan yayasan amalnya, Tahir Foundation di tanah air.
Salah satu falsafah hidup beliau yaitu bahwa Ia merasa menjadi pengusaha bukan tujuan hidupnya. Bisnis hanya cara dan proses untuk memberikan nilai tambah. Nilai itu berupa kemanfaatan bagi banyak orang.
Ternyata masih banyak orang Indonesia yang memiliki kekayaan secara giat namun tidak banyak yang terekam oleh media membantu sesama melalui badan amalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H