Ketika melihat seoarang remaja yang dipinggir jalan yang bingung dan ingin pergi
ke Terminal Lebak Bulus, dan Karena rasa kasihan nya, datanglah
seorang dewasa yang ingin membantu menunjukkan jalan. Si Orang dewasa itu berkata
"Kalau mau ke Terminal Lebak Bulus, lebih baik kamu naik Bus no 76 nanti bilang saja
turun di Terminal Lebak Bulus ke kondekturnya". Remaja itu hanya membalas "Ok"
Adakah yang salah dari anak remaja tersebut? Sebenarnya tidak ada.
Tapi sepertinya ada yang lupa diucapkan oleh anak tersebut yaitu "Terima kasih banyak".
Sepertinya budaya atau ucapan terima kasih sudah mulai susah kita temukan akhir akhir ini.
Tidak hanya di jalanan, kadang di dunia pekerjaan pun terlihat bahwa tidak cukup banyak pekerja
yang mengucapakan "terima kasih" (lewat ucapan langsung atau lewat email) ke rekan kerja mereka tiap hari.
Begitu juga dengan ucapan "Permisi", sepertinya sudah mulai perlahan-lahan jarang terdengar terutama
di antara kaum muda.
Apakah budaya mengucapkan terima kasih sudah tidak diajarkan lagi di keluarga oleh orang tua?
Apakah anda sering mengucapakan terima kasih kepada rekan kerja yang telah membantu anda?
Sudahkan orang-orang sering mengucapkan rasa "Terima kasih" setiap hari?
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Ahli "parenting" Susie Walton berkata, "Cara terbaik untuk mengajarkan penghargaan yaitu dengan menunjukkan penghargaan"
Ketika anak anda sudah sangat membantu mungkin mencuci piring, coba ucapkan "Wah anak papi sudah besar, Terima kasih telah bantu cuci piring"
Dan bila anak-anak tahu bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, mereka akan cenderung melakukan nya lagi.
Ada pepatah, tingkah laku anak mengikuti model tingkah laku orang tuanya, jadi berilah contoh kepada mereka.
Di setiap tempat kerja, tempat apa saja, dan kondisi apa saja, hampir setiap orang
mempunyai perasaan ingin dihargai dan dihormati oleh orang lain. Seperti Kata Dale Carnegie,Mengucapkan
kata "Terima kasih" atau "Permisi" merupakan bentuk penghargaan, dan rasa hormat
terhadap orang lain. Tidak peduli, bagaimana kita melakukan nya, yang penting terpenting
adalah kita mengucapkan nya dan selalu berusaha untuk lagi, lagi, dan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H