Mohon tunggu...
Jimmy Ginting
Jimmy Ginting Mohon Tunggu... profesional -

Tidak ada yang istimewa, hanya ingin berbagi dan mengambil pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Lewat Media Sosial, Danamon Ingin Mendengar Lebih

4 Oktober 2016   16:23 Diperbarui: 4 Oktober 2016   16:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"When you talk, you are only repeating what you already know. But if you listen, you may learn something new". 

Petuah bijak dari Dalai Lama mungkin pas dalam menggambarkan bagaimana komitmen Bank Danamon, sebagai salah satu bank besar di Indonesia, merefleksikan dirinya terhadap perkembangan jaman. suasana "kaku", "rigid", dan "formal" antara bank dan nasabah (termasuk calon nasabah) kini telah bertransformasi menjadi suasana casual dan tanpa batas dengan penggunaan media sosial. 

Dilansir oleh We Are Social per Januari 2016, Indonesia (masih) termasuk dalam wilayah dengan penggunaan media sosial yang atraktif dan agresif. Kepemilikan ponsel pintar jauh melewati jumlah penduduk, yaitu 121%. Ini tentu saja peluang, sekaligus tantangan dalam pengelolaannya. Bank Danamon beradaptasi atas fenomena ini. 

Adaptasi Danamon tercermin lewat upaya menjadikan media sosial tidak hanya sebuah platform, tetapi juga sebuah aset perusahaan yang bernilai. Dengan menjaga sosial media, diharapkan Danamon mampu memberikan layanan lebih baik, lebih cepat, dan lebih intens baik kepada nasabah maupun pihak lain yang ingin mengenal Danamon. Di usianya yang ke-60 tahun, Danamon ber-ikthiar melakukan upaya terbaik untuk mantap melaju.  

"Sekarang saatnya bank itu mendengar. Danamon masuk dunia sosial media karena kami ingin lebih mendengar teman-teman sehingga kami lebih memahami lebih baik," ungkap Gandhie, perwakilan Danamon di suatu kesempatan event Kompasiana Nangkring, 1 Oktober 2016 lalu. 

Salah satu ruang media sosial yang dapat dikelola adalah ruang komunitas. Pengakuan atas kepentingan bersama yang didasari minat mampu menjadi magnet tersendiri bagi brand dan atau perusahaan. Karenanya tidak salah Danamon menggandeng Kompasiana bersama nebengers.com bertukar pikiran dan pengalaman dalam mengelola media sosial. Pengakuan atas keberadaan komunitas di media sosial adalah salah satu wujud implementasi ikhtiar Danamon. 

Komitmen "mendengar lebih baik lagi" Danamon sekiranya dapat terlihat dari keseriusan menggarap platform media sosial yang awam digunakan oleh masyarakat Indonesia. Apa saja platform yang digunakan ? Arsitektur media sosial Danamon menggunakan platform Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan Linkedin. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tautan ini.

Jangan lupa follow, like, dan atau subscribe akunnya gan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun