Chelsea sudah tersungkur dari ajang Liga Champions Eropa setelah kalah agregat gol tandang dari PSG. Sejatinya hasil di dua laga tak menghasilkan pemenang. Di Paris kedudukan sama kuat 1-1, sementara di London hasil akhir adalah 2-2.
Sekadar menumpahkan unek-unek, saya cukup terganggu dengan aturan UEFA yang menurut hitungan logika sangat merugikan tim yang melakoni laga home belakangan. Seperti halnya yang menimpa Chelsea atas kekalahannya dari PSG Kamis lalu.
Jujur saja, walaupun tidak senang dengan Mourinho, saya menyukai Chelsea khusus untuk Liga Inggris, sama halnya dengan kesukaan saya dengan Parma dan Juventus di Liga Italia. Sebaliknya saya tidak ada masalah dengan PSG, apalagi di sana bercokol beberapa pemain favorit saya semisal Cavani dan David Luiz. Saya sendiri adalah penggemar Barcelona baik di La Liga maupun di Liga Champions Eropa.
Kembali ke topik semula, soal aturan agresivitas gol tandang yang membuat Chelsea terjungkal. Menurut saya, ada yang tidak adil dari aturan ini.
Berangkat dari fakta, pada kedua laga baik di Paris maupun London, semua berakhir dengan skor 1-1 di waktu normal. Sementara kekalahan Chelsea justru ditentukan di masa tambahan waktu 2x15 menit, yang sebenarnya juga tak menghasilkan pemenang karena kedua tim juga masing-masing mencetak 1 gol. Itu artinya di masa extra time tersebut Chelsea memang dituntut untuk menang, sementara PSG hanya cukup bermain imbang.
Aturan ini akan adil untuk kedua tim seandainya di laga pertama di Paris, yang berakhir seri juga dilanjutkan ke babak 2x15 menit. Akan sama adilnya jika laga di Stamford Bridge tak ada tambahan waktu dan langsung ke babak adu pinalti. Pastinya ini bukan kasus pertama, dan saya tetap berkesimpulan jika aturan ini sangat menguntungkan tim yang melakoni laga home pertama, dan sebaliknya merugikan tim yang menjalani laga home kedua.
Lain halnya kalau sebelumnya diadakan drawing untuk menentukan siapa yang tuan rumah duluan. Pernah dengar kalau itu tergantung siapa yang diunggulkan dialah tim yang menjalani laga home kedua. Tapi bukankah itu tetap merugikan tim yang berstatus unggulan? Mudah-mudahan ada yang bisa memberi pencerahan. Salam bingung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H