Ketika suara berat itu memarahiku....
Saat aku berbuat salah yang selalu dan selalu ku ulang,
Itu adalah bahasanya untuk kembalikanku pada satu langkah benar
Itu adalah bahasa cinta
Ketika mata berkacanya menatapku teduh
Ketika aku lemah
Dalam keputus asaan pada langkah hidupku
Tatapan itu meyakinkan aku
Agar tetap hidup sebagai mana harusnya
Mata itu,
Yang begitu sering berkaca karnaku
Itu juga bahasa cinta
Ketika telapak tangannya yang kasar itu membelaiku lembut
Telapak tangan yang digunakannya sebagai bukti akan tanggung jawabnya,
Telapak tangan begitu kasar yang menjadi penanda betapa kerasnya ia bekerja
Tapi tetap lembut membelai
Dalam setiap kelemahanku
Itu adalah bahasa cinta
Aku......
Apa yang bisa ku tunjukan sebagai bahasa cintaku
Tiada
Aku ingin buktikan baktiku
Juga tak mampu
Kata kataku terlalu sibuk dengan isi dunia
Mataku sibuk memandang jutaan warna yang tersaji
Dan tanganku ini, bahkan tak hadir untuk sekedar memijatmu disaat lelahmu
Aku...
Dalam ketiadaanku ini,
Akan coba wujudkan inginmu yang kau ucapkan seraya membelaiku dengan tatapan teduhmu dulu,
Meski tak dapat kubuktikan baktiku ketika nafasmu belum tinggalkan ragamu
Tenanglah dipembaringanmu,
Beri aku lebih banyak waktu
Tuk wujudkan inginmu
Akan kulakukan
Sebagai bahasa cintaku padamu
Kepahiang, 29 Januari 2019
06.30
#bapak
#maafkanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H