Mohon tunggu...
paslanpaslan
paslanpaslan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya olah raga ,saya orangnya ekstrover ,

Selanjutnya

Tutup

Analisis

moderasi beragama di tanah mandar majene

7 Januari 2025   19:15 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

MODERASI BERAGAMA DI TANAH MANDAR MAJENE
MUH FASLAN
Email:ppaslan@gmail.com
Di Mandar, khusunya di Majene sangat minim pengetahuan tentang moderasi beragama, hal tersebut di sebabkan karna jarangnya sosialisasi tetang moderasi beragama yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama. Pertanyaannya apakah masyarakat Mandar Majene sudah menerapkan niai-nilai moderasi beragama di dalam bermasyarakat? Bagaimana cara agar nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan masyarat terlaksanakan?. Sebelum jauh membahas tentang moderasi beragama di tanah mandar majene, saya akan menjelaskan apa itu moderasi beragama.
Kata moderasi beragaberasal dari bahasa latin "moderation,"  yang berarti kesedangan ( tidak berlebihan dan tidak kekurangan ). Kata tersebut juga berarti penguasaan diri ( dari sikap sangat berlebihan dan kekurangan ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi memiliki dua pengertian, yakni pengurangan kekerasan dan penghindaran ekstremisme. Secara umum moderat berarti  mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan dan moral, baik ketika memperlakukan orang lain sebagai individu, maupun ketika berhadapan dengan institusi negara.
Maka, istilah ini merujuk pada mengurangi atau menghindari sikap kekerasan dan keekstriman dalam praktik beragama. Oleh karena itu moderasi beragama sangat penting dalam beragama agar sikap radikalisme, kekerasan dan kejahatan dalam beragama dapat di minimalisir atau di hilangkan.
Moderasi beragama di lingkungan masyarakat mandar terutama di majene sudah di terapkan meskipun tidak ada pihak-pihak tertentu yang terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang moderasi beragama, hal ini di sebabkan karnah budaya-budaya yang tertanam pada masyarakat tersebut, tetapi di balik nilai nilai moderasi beragama yang sudah di terapkan, masih ada pihak-pihak atau oknum-oknum yang masih menerapkan tindak kekerasan di lingkungan tersebut, mengapa hal demikian bisa terjadi?, hal ini di sebabkan karna minimnya pengetahuan tentang moderasi beragama,sehingga ada beberapa kasus tindak kekerasan yang dapat terjadi terjadi, seperti bulying,tawuran dan radikalisme yang ada di masyarakat.
Bagaiamana cara agar nila-nilai moderasi beragama terlaksanakan di masyarakat?. Jawabannya ialah kita perlu menanamkan kesadaran dalam diri kita sendiri akan baiknya nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi, menghargai pendapat orang lain, dan tidak saling membenci antara  satu sama lain, juga sangat di perlukan dorongan an apresiasi dari pihak pemerintah , karnah di lihat dari budaya-budaya mandar tersendiri sangat mencerminkan nilai-nilai- moderasi beragama tersebut, seperti dalam hal metabe, sipakasiri dll, jika hal ini sudah kita terapkan di dalam bermasyarakat sudah di jamin dapat mengurangi tindak kekerasan ataupun radikalisme yang membelakangi moderat dalam ber agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun