"Persahabatan adalah hal tersulit di dunia untuk dijelaskan. Itu bukan sesuatu yang Anda Pelajari di sekolah. Tetapi jika Anda belum mempelajari arti persahabatan, Anda benar-benar belum belajar apa-apa" --Muhammad Ali
Kolese Kanisius memiliki program yang disebut dengan Ekskursi di mana kegiatan ini diperuntukkan bagi siswa kelas 12. Secara garis besar, kegiatan ekskursi mengajak para siswa kelas 12 Kolese Kanisius untuk berbaur dengan teman-teman yang memiliki perbedaan baik agama, suku, maupun budaya untuk merasakan secara langsung bentuk dari hidup di dalam keberagaman. Pada tahun 2024 ini, kegiatan Ekskursi diselenggarakan di berbagai pondok pesantren yang tersebar di Banten dan Jawa Barat dengan tempat kebudayaan yang berbeda-beda pula.
Salah satu pengalaman ekskursi yang dirasakan adalah ketika berdinamika bersama di Pondok Pesantren Al-Marjan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten. Pada awalnya, ada beberapa perasaan seperti takut dan khawatir ketika mengetahui bahwa akan segera pergi ke sana. Namun, di sisi lain terdapat juga perasaan antusias dan senang karena ini merupakan pengalaman pertama dan mungkin terakhir yang dijalani oleh siswa kelas 12 Kolese Kanisius.
Ketika sampai di Pondok Pesantren Al-Marjan, kesan pertama yang dirasakan adalah kesan ceria karena para santri-santri menyambut kedatangan kelompok saya dengan begitu antusias dan ramah. Siang terik yang panas tidak mengecilkan semangat untuk bereksplorasi mengelilingi pondok pesantren tersebut untuk pertama kalinya. Suasana yang jauh dari perkotaan memiliki kesan daerah yang masih asri membuat kesan pemandangan yang sangat sulit dilihat di Jakarta.Â
Jika dibandingkan dengan kehidupan yang biasa dijalani di perkotaan khususnya Jakarta, kehidupan yang dirasakan di pondok pesantren memiliki perbedaan yang cukup jauh, seakan seperti terisolasi dari dunia luar. Tidak ada penggunaan handphone, jadwal yang ketat dan padat, dan membutuhkan tingkat disiplin yang cukup tinggi untuk bisa terbiasa hidup di lingkungan pondok pesantren.
Malam pada hari pertama ditutupi dengan pergelaran pentas seni yang diisi oleh sebagian santri-santri dan juga beberapa siswa Kolese Kanisius. Penampilan bakat seperti menyanyi dan memainkan alat musik turut menghiasi malam yang sunyi tersebut dan diikuti dengan perasaan yang gembira. Larut malam pun tak terhindarkan, semua merasa kelelahan dan akhirnya semua pun tertidur pulas pada tengah malam yang dingin.
Pada subuh sekitar jam 3 pagi, aktivitas di pondok pesantren tersebut sudah mulai berjalan sebab pada hari itu para santri sedang menjalani puasa. Aktivitas pembuka hari diawali dengan kegiatan sholat dan kemudian dilanjutkan dengan sahur serta pengajian pagi. Pengalaman sahur dan pengajian pagi hari adalah suatu pengalaman yang sangat berkesan. Para santri tetap dengan semangat menjalani sahur dan pengajian pagi tanpa mengeluh, sementara kami para pendatang yang tidak terbiasa seakan sangat sulit untuk dilakukan.
Matahari pun terbit, pembelajaran segera dimulai. Setelah melakukan pengajian pagi, para santri mulai mempersiapkan diri untuk masuk ke kelas dan melakukan kegiatan belajar mengajar bersama dengan guru. Gambaran sederhana untuk ruang kelas kurang lebih berisi 10 anak dan 1 guru yang mengajar. Pembelajaran berlangsung dari pukul 07.30 hingga pukul 12.00 dan untuk satu jam pelajarannya berdurasi 45 menit. Mata pelajaran yang diajarkan pun kurang lebih sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah adanya penambahan pembelajaran lain seperti misalnya bahasa arab. Khusus Pondok Pesantren Al-Marjan, seluruh siswa SMA hanya dapat memilih jurusan IPS saja sehingga memang secara mata pelajaran tidak sebanyak dan sefleksibel seperti sekolah-sekolah pada umumnya.
Panas yang terik, itulah yang terus menemani para Kanisian kelas 12 untuk memulai perjalanan dari pondok pesantren untuk menuju Desa Wisata Baduy Luar setelah melihat dinamika pembelajaran para santri. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih satu jam dengan menggunakan kendaraan bak terbuka. Tidak hanya siang yang terik, suasana juga diramaikan dengan pemandangan alam sekitar yang terbilang cukup asri seperti pegunungan, hutan, dan kawasan hijau yang enak dipandang mata. Perjalanan ini seakan menjadi "liburan sementara" karena ini adalah pengalaman pertama kalinya untuk dapat melihat langsung bagaimana Desa Baduy Luar yang selama ini hanya dapat dilihat dari internet.