Mohon tunggu...
Paskalis Nathanael Radityatama
Paskalis Nathanael Radityatama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Seorang yang sangat menyukai otomotif dan tentang mobil

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seorang Pemimpin dan Teks Anekdot

16 Mei 2023   08:59 Diperbarui: 16 Mei 2023   09:14 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak Guru memegang dahi Nic Gun dan kemudian suasana menjadi gelap.

Bapak Guru: "Oke Nic Gun, apa hasil meditasi yang sudah kamu lakukan selama ini?" 

Nic Gun: "Botol minum saya berat pak" 

Seketika satu kelas tertawa dan Bapak Guru hanya bisa menggelengkan kepala. 

Berdasarkan cerita diatas, akhir dari teks anekdot menceritakan bahwa sebenarnya Nic Gun tertidur pada pelajaran ekonomi ketika membahas titik harga keseimbangan, dan karena Nic Gun tertidur akhirnya pikirannya jadi tidak seimbang. 

Ini merupakan teks anekdot yang saya buat sendiri kepada salah satu teman saya yang bernama Nic Gun. Hal yang menarik dari teks anekdot ini adalah seperti menceritakan sebuah mimpi dimana Nic Gun dikisahkan sangat suka tertidur di kelas karena suatu hal yang tidak diketahui. Tetapi cara untuk menyampaikan bagaimana kebiasaan Ia tertidur dikemas dengan cara seperti layaknya percakapan orang biasa dan dibutuhkan ketelitian dan fokus untuk membaca teks ini agar dapat lebih memahami isi. Hal ini lah yang menjadi salah satu poin menarik dalam membaca teks anekdot. 

Teks anekdot seringkali dibuat oleh banyak orang yang biasanya memiliki selera yang baik dalam hal berbahasa dan juga seringkali suka mengkritik dalam cara menggunakan bahasa yang dibuat sehalus mungkin agar pesan yang disampaikan juga dapat menghibur orang sekitar. Bahkan, mungkin teks anekdot ini menjadi suatu ciri khas dalam menggambarkan suatu individu karena kemampuannya yang dapat membuat teks anekdot dengan bagus dan makna mengkritik yang tersirat. Gus Dur sendiri memiliki ciri khas yang sangat terlihat. Salah satunya adalah Ia seringkali membuat teks anekdot yang ditujukan untuk sistem pemerintahan Indonesia. Secara tidak langsung, Gus Dur mengkritik pemerintahan Indonesia menggunakan cara yang lebih halus hingga tidak terkesan menyindir.  

Di dalam sebuah teks anekdot juga perlu adanya konteks pembicaraan mengenai masalah apa yang ingin diambil dan dibahas sebagai tema anekdot. Tujuannya adalah agar pesan yang ingin disampaikan dari si pembuat kepada si pembaca dapat tersampaikan dengan baik dan jelas. Apabila teks itu tidak dapat disampaikan dengan jelas, maka bisa terjadi kesalahpahaman dari sudut pandang pembaca yang bisa berujung pada masalah. 

Jika teks anekdot ini dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi diluar sana, akan ada banyak cara menyampaikan teks anekdot beserta cara orang-orang memahami suatu hal yang sama. Imajinasi orang adalah kunci menentukan bagaimana orang tersebut akan membuat teks anekdot dengan sudut pandang mereka sendiri. Misalnya, apabila sedang terjadi suatu isu sangat besar tentang kasus korupsi, maka seseorang bisa berimajinasi. Kira-kira siapa objek yang dijadikan bahan teks anekdot? Apa pendekatan sudut pandangnya? Apakah dari penulis atau orang lain. Setelah menemukan dasar-dasar utama dalam teks anekdot, maka bisa mulai menulis. Diawali dengan merangkai kata-kata yang mengkritik, tetapi dengan menggunakan bahasa dengan makna yang tersirat. Ini salah satu contoh yang dapat diterapkan. 

Kesimpulan yang bisa didapatkan dari hasil analisis teks anekdot ini adalah teks anekdot tentu sebuah teks unik yang berbeda dengan bacaan-bacaan umum. Teks anekdot ini ternyata sangat menyenangkan untuk dibuat karena teks ini bisa menjadi sarana bagi kita untuk mengekspresikan segala kritikan atau lelucon yang ingin kita sampaikan kepada orang lain dengan cara yang sedikit berbeda (dan lebih baik) dari biasanya. Saran yang bisa saya berikan adalah ketika ingin membuat teks anekdot, sebaiknya perhatikan juga tata bahasa yang ingin digunakan untuk menyuarakan kritik tersebut. Apabila kata-kata yang dipilih itu kurang tepat, maka akan berimbas pada kesalahpahaman orang lain dan membuatnya tersinggung ketika membaca hasil teks anekdot yang sudah kita buat. 

DJY/X1/13

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun