Saya patut bersyukur dan berbahagia, Natal tahun 2020 bisa mengikuti Misa Natal II, 25 Desember 2020 di Gereja Barnabas, Pamulang. Sejak Keuskupan Agung Jakarta membuat kebijakan menutup gereja dan meminta umat Katolik untuk beribadah dari rumah, saya tidak pergi ke gereja sama sekali. Saat nanti akhirnya menginjakkan kaki di gereja, belum-belum saya sudah rasakan kesyahduannya.
Tapi ada rasa sedih mendera di Natal ini. Demi menjaga keamanan dan menghindari terkena  Covid-19, anak-anak saya, Kenan 6 tahun dan Krisan 9 bulan, serta mama yang berusia lanjut, tidak bisa mengikuti Misa Natal secara langsung.Â
Tentunya hal seperti ini tidak hanya terjadi dalam keluarga saya, semua keluarga Katolik yang memiliki anak usia dini dan keluarga lansia, harus mentaati protokol kesehatan yang berlaku. Itu berarti sesuai protokol kesehatan anak-anak dan lansia tidak bisa turut serta dalam misa offline di gereja.
Natal tahun ini pohon natal sudah berdiri sejak sebulan lalu. Kakak Kenan, anak saya yang pertama begitu bersemangat menghias pohon natal. Namanya anak-anak senang bermain dengan pohon natal.Â
Semangat Natal tahun 2020 sama dengan tahun-tahun sebelumnya ditandai dengan adanya pohon natal. Namun tetap terasa berbeda karena pandemi yang terjadi membuat saya mempertahankan anak-anak dan anggota keluarga tetap berada di rumah. Keluar hanya jika benar-benar perlu keluar rumah. Keperluan Natal, seperti menambah aksesori pohon natal, membeli hadiah natal anak-anak, membeli baju natal, dan lainnya, dilakukan secara daring, tanpa harus bepergian.Â
Antusiasme orang-orang untuk pergi ke luar rumah sangat tinggi, pergi ke mal, tempat wisata, hingga pulang kampung mereka lakukan. Bagi saya, memilih tetap di rumah adalah keputusan bijak selama pandemi masih ada.Â
Natal pun tetap bertahan di rumah bersama keluarga, menghidupkan pohon natal sehingga lebih semarak. Bahkan, kado Natal yang biasanya tidak ada menjadi ada.Â
Semuanya demi Natal yang serupa dengan Natal sebelumnya. Walau pada akhirnya tetap kita sadari bersama Natal 2020 adalah Natal yang berbeda, Natal pandemi.