YOGYAKARTA - Umat beragama Hindu se-Jawa Tengah dan Yogyakarta berbondong-bondong datang ke Candi Prambanan untuk berdoa menjelang hari raya Nyepi. Upacara Tawur Kesanga yang digelar di pelataran Candi Prambanan, Kalasan, Yogyakarta untuk menyambut hari raya Nyepi ini dimeriahkan oleh 5 buah ogoh-ogoh yang melambangkan sikap angkara murka manusia.
Walaupun banyak jemaat yang mengeluh karena persembahyangan dimulai terlambat dan keterlambatan mencapai satu jam, yang seharusnya dimulai pukul 12.00 WIB menjadi dimulai pukul 13.00 WIB, tetapi para jemaat tetap berdoa dengan khidmat. Selain karena terlambatnya persembahyangan, ditambah lagi cuaca dan udara yang panas yang membuat para jemaat mengeluh.
Di Candi Prambanan terdapat pula berbagai media yang meliput kegiatan persembahyangan tersebut, seperti SCTV, Metro TV, Jogja TV,dan RRI.
Sebelum dimulainya sembahyang pada hari Jumat (4/3/11) siang tersebut, terdapat beberapa proses yang harus dilalui, yaitu mendengarkan pidato para pemimpin umat, Pedande yang merupakan pemimpin umat Hindu menyiapkan sesaji, adanya tarian untuk menghaturkan sesaji, setelah itu melihat aksi ogoh-ogoh yang merupakan boneka replika yang dibuat besar yang merupakan boneka khas yang setiap persembahyangan pada hari raya besar seperti Nyepi pasti ada dan tidak mungkin terlewatkan. Setelah melewati proses-proses tersebut, baru dapat dimulailah sembahyang.
"Setiap sembahyangan di dalam agama Hindu, diucapkan mantra yang berbeda-beda. Pada hari besar Nyepi ini, salah satu mantra yang diucapkan adalah trisandya," papar Wawan salah seorang jemaat Hindu yang ikut beribadah di tempat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H