Mohon tunggu...
Paskah LumbanBatu
Paskah LumbanBatu Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Saya guru SMK dengan mengampu mata pelajaran produktif teknik kendaraan ringan. Saya suku matematika dan saya mengajar Matematika di Bimbingan Belajar. saya suka bermain catur dan saya suka membaca berita olah raga terutama olah raga tinju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudahkah Anak Indonesia Mengalami Kemerdekaan yang Hakiki dalam Pendidikan?

31 Agustus 2023   05:21 Diperbarui: 31 Agustus 2023   05:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Indonesia hari-hari ini diramaikan dengan kata-kata “ Merdeka”, mulai dari Kuikulum Merdeka, Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar dan lain-lain. 

Merdeka artinya lepas dari belenggu penjajahan, sehingga kita bisa mengatur sistem pemerintahan sendiri dan menjalankan pemerintahan sendiri secara bebas tanpa dikekang oleh bangsa lain. Maka kemerdekaan itu sangat penting dan harus dimiliki oleh semua negara. 

Di dunia pendidikan juga sama, anak-anak harus merasakan kemerdekaan.. Apakah kemerdekaan yang hakiki dalam pendidikan sudah dirasakan oleh seluruh anak Indonesia?

Pada zaman kolonial anak-anak Indonesia sangat tersiksa karena tidak dapat mengecap pendidikan di bangku sekolah. Sekolah hanya diperuntukkan bagi anak-anak orang kaya yakni keturunan ningrat. 

Di sampiing itu juga pendidikan yang dilakukan kolonial memiliki tujuan tertentu yakni untuk kebutuhan kolonial. Ungtunglah hadir sosok Ki Hajar Dewantara yang dengan perjuangannya bersama-sama dengan temannya, semua anak-anak Indonesia bisa mengecap pendidikan di bangku sekolah

Saat ini pendidikan Indonesia sudah menjamin anak untuk sekolah 12 Tahun. Jadi tidak ada alasan lagi untuk anak Indonesia tidak bisa mengecap pendidikan di bangku sekolah. Bahkan Pemerintah Indonesia telah menetapkan anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan Indonesia yaitu sebesar 20% dari APBN. Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dibuat dengan berbagai skema seperti BOSP, BOP, DAK dan lain-lain.               

Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan begitu hebat. Dalam pandangannya bahwa pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan kodratnya sehingga anak mendapatkan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

Dari sini dapat dipahami ternyata, jika anak sudah mengecap pendidikan di bangku sekolah belum menjamin anak telah merasakan kemerdekaan dalam pendidikannya. 

Banyak anak yang tersiksa pada saat belajar di sekolah. Ada anak yang kesulitan mengikuti pelajaran karena metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki anak. Banyak orang tua yang memaksakan anak untuk mengikuti les pelajaran matematika padahal anak tidak memiliki bakat di pelajaran matematika. 

Ada orang tua yang memaksa anak untuk mengikuti kegiatan ektrakurikuler mewarnai padahal bakatnya tidak ada untuk mewarnai. Banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk kuliah jurusan kedokteran karena orang tua nya memiliki profesi sebagai dokter. Ada begitu banyak hal-hal yang membuat anak begitu tersiksa dalam mengecap kegiatan belajar di bangku sekolah

Saat ini sekolah di Indonesia diharapkan menjalankan kurikulum Merdeka. Penulis meyakini kurikulum ini dibuat agar pendidikan Indonesia benar-benar memerdekakan khususnya bagi anak-anak Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun