Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Silent Teaching, Komunikasi dengan Tertulis

4 September 2011   18:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_129555" align="alignleft" width="214" caption="http://www.ehow.com/how_7241927_teach-english-using-silent-method.html"][/caption] Pernahkah anda mengalami proses belajar mengajar dalam kelas tanpa suara? Baik guru maupun siswa, semua diam sampai pelajaran usai? Cara ini saya lakukan karena sedang dongkol-akut. Saat itu saya bermasalah dengan pimpinan dimana kebijakan yang diambil tanpa rembukan dan itu menyangkut masa depan jurusan yang dipercayakan kepada saya. Lepas dari siapa yang benar-keliru, saya atau beliau, yang jelas saya sungguh tidak nyaman. Lalu apakah selanjutnya saya mengosongkan kelas yang seharusnya berlangsung 3 jam? Ataukah dengan memberikan tugas kepada siswa seperti kebiasaan para pendidik? yang penting proses belajar berlangsung.

Tetapi jika saya menyelenggarakan kelas dengan suasana tidak nyaman, terus yang menjadi korban adalah saya dan para siswa dan jelas nadaku bakalan tinggi-tinggi.

Ah sungguh tidak nyaman sementara saat itu masih pagi.

Tiba-tiba ada ide, bagaimana jika semua aktifitas dilakukan dengan menulis. Ya...Tanpa suara tanpa bicara! Menjelaskan secara tertulis, siswa bertanya juga secara tertulis. Kebetulan fasilitas di kelas cukup memadai, whiteboard-projector sangat membantu. Setelah saya masuk kelas, segera saya tulis di whiteboad : Dear Student, hari ini aku tidak nyaman, saya malas bicara segala aktifitas-interaksi antara Anda dan Saya dilakukan secara tertulis. Sampai dengan 10 menit berlangsung, masih terjadi "ribut-ribut" diantara siswa dan saya sama sekali tidak bicara. Teguran dengan menyebut nama siswa agar memperhatikan apa yang dijelaskan, secara tertulis. Dari materi yang saya jelaskan tadi, adakah yang ingin bertanya? tiba-tiba ada yang mengangkat tangan dan pak bagaimana kalau... menyadari kalau aturan saat ini tanpa bicara, dia segera menutup mulut. Dan segera dia beranjak dari tempat duduknya menuju ke depan menuliskan pertanyaanya. Ada lagi yang datang ke saya membawa secarik kertas bertuliskan "Pak, saya mau minta ijin ke toilet, boleh?... dan segera saya balas laptop+projector, please... Sampe, Tidak terasa 2,5 jam berlalu, kadang saya ingin terbahak melihat perilaku yang terjadi selama silent. dan saatnya evaluasi pelajaran dilaksanakan, dengan memberikan pertanyaan seputar materi termasuk menanyakan pendapat mereka dengan model belajar tanpa suara. Mungkin rasanya agak aneh... tetapi salah satu yang membuat saya betah mengajar adalah "Saya bebas melakukan apa pun yang saya inginkan terhadap siswa, bebas menerapkan segala macam metode, kreatifitas, mimpi-mimpi saya yang tidak bisa terwujud dari diriku". Silahkan diterapkan di kelas Anda, Saya tidak mendapati kerugian yang ditimbulkan dari metode seperti ini. Dan akhirnya ijinkan saya mengucapakn selamat menemukan kebahagiaan dari siswa Anda. Salam Diam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun