Banyak manusia apalagi pendidik yang alergi dengan tangga. Alasan mereka sangat bervariasi, mulai dari capek naik turun sambil ngos-ngosan, tentu saja bagi mereka yang kelebihan berat badan dengan porsi makan yang alamak. Adapula yang bilang betisnya membesar gara-gara naik-turun tangga. Namun saya melihat dan memanfaatkan tangga dengan sangat serius dan asyik.
Perhatikan tangga ini.
[caption id="attachment_277730" align="aligncenter" width="300" caption="Dokpri. Tangga menuju ruang Creative @SMK Kristen Tagari"][/caption] Lalu bagaimana dengan siswa-siswi ini.
[caption id="attachment_277731" align="aligncenter" width="300" caption="Dokpri. Nak buccuk-buccuk bercumbu kosa kata English-Nippon"]
Siapa pingin fasih ngomong English?.... Mauuuuuuuu, serentak nak buccuk-buccuk teriak. Oke, ikuti semua yang saya perintahkan!
Kata+kata=Kalimat, jadi perbanyaklah kosa kata dan ucapkan, bukan dilafalkan di otak. Soal benar kelirunya saya tak peduli yang terpenting adalah coba dulu.
Dua hari kemudian, Hari ini ruang praktek digunakan kelas satu, kita pindah ke lantai 9, follow me. Mereka mengikuti saya dari belakang, mirip dengan bebek berjalan.
Baik sekarang, sebelum menaiki anak-anak tangga, kalian harus mengucapkan 3 kata dalam bahasa Inggris baru boleh naik! Setiap anak tangga 3 kata! Kecuali angka...
Setelah mereka semua menapaki anak tangga, saya mengikuti dari belakang dengan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan.
Bayangkan! ada 22 anak tangga untuk sampai di ruang Creative, berapa kosa kata yang mereka ucapkan untuk tiba di kelas? dan hal ini dilakukan berulang setiap kali bertemu anak-anak hebat ini?
Baik kita lihat hasilnya, apakah ada perubahan ataukah tidak.