Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

20 Oktober 2024: Bukan GP, PS, ARB, dan AHY yang Mengucapkan Sumpah Presiden dan Wakil Presiden

28 Mei 2023   11:09 Diperbarui: 28 Mei 2023   11:22 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berdirilah Palu. Secara logika, pembagian kewenangan dan penghargaan seharusnya sesuai dengan kinerja. Kami tidak terima jika hasil dibagi secara rata, setiap saat kepala saya berdarah-darah dibenturkan berulang hanya untuk membenamkan Paku itu? lalu seenaknya kalian menghargai sama dengan Mistar yang hanya digunakan sekali dua kali setelah itu bobok manis? Ini tidak Adil!

Mistar berdiri tidak terima pernyataan Palu. Hei Palu... Anda ini sungguh keterlaluan, kamu pikir pekerjaan saya rendah? mana mungkin hasil terbaik bisa dihasilkan jika saya tidak ada! Gergaji tidak akan memotong dengan lurus dan rapih jika tidak ada Mistar! Lagipula... supaya Palu tahu, Anda sangat berisik dan mengganggu manakala kami sedang istrahat!

Paku tidak terima pernyataan Palu. Tuan Palu... Anda betul, karena Anda saya bisa berfungsi dan merekatkan, mengokohkan bagian sambungan. Asal Anda tahu bahwa setelah itu saya korban sekian tahun hingga berkarat karena saya tidak dicabut lagi. Saya terbenam di situ selamanya! Lagi pula, kepala saya sakit oleh hantaman Palu!

Gergaji maju hendak menengahi perselisihan. Jadi begini saudara-saudara! kita semua di sini hadir untuk satu tujuan, janganlah kita saling ini dan itu. baiklah kita... belum selesai bicara langsung diinterupsi oleh Fadli menyusul Fahri wah tambah puyeng mbah Aminne hadir.

Mubelatun yang awalnya berlangsung aman lancar berubah menjadi ricuh nggak karuan. Tidak ada yang mau mengalah, tidak ada yang mau menerima pendapat pihak lain bahkan tidak ada yang bisa memberi solusi untuk menenangkan suasana.

Tiba-tiba, datanglah si Tukang Kayu dari Nazaret ehhh Solo...

Peserta Mubelatun pesimis, bahkan terlontar cibiran, makian. Mana mungkin si Kurus Kerempeng itu mampu membuat keputusan! Apa yang bisa dilakukkannya?

Dengan senyum dan relaks, si Tukang mulai mengukur, memeriksa semua bahan-bahan, lalu satu persatu dipotong, dirangkai, dipaku, digaris lalu digergaji, diketam hingga halus dannnnn...

Memang bukan sulap bukan sihir. Secara perlahan dengan penuh kesabaran dan cermat si Kerempeng akhirnya mampu membuat sebuah meubel cantik.

Hoiiii... kembalikan kuotaku, bngst, anjg, ... Siapa Presiden Terpilih?

Sabar Broooo... Masak kamu belum tahu juga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun