Mumetnya diriku belum reda dan masih berlangsung entah sampai kapan. Sejenak beranjak dari laptop dan berjalan keluar sembari nyedot racun bertolak pinggang memandang sekeliling.
Seorang Buruh bangunan hendak mengangkat beberapa lembar papan yang terikat... satu dua ... tiga dicoba diangkat ke pundak... namun apa daya sang buruh tak kuat berdiri tegak dan akhirnya jatuh dan tertindih papan!
Agh... aku segera berlari menghampirinya, mungkin merasa gengsi dan tidak ingin dianggap tidak becus bekerja... dia spontan berdiri dan mencoba lagi.
Agh... dalam hati aku bergumam... kerja kok gak pake otak...! agh sudahlah dia juga perlu belajar dari kekeliruan... Agh rupanya daku keliru! dia tidak kuat karena memang perut belum diisi!
Dan yang membuat hatiku GERAM dan merasa tidak bisa menerima pemandangan di depanku adalah ternyata anak ini belum tamat esempe!
Tuh kan... lebih enak belajar dan bermain di sekolah dari pada kamu di sini jadi kuli...
Iya pak... maunya begitu, tapi ini terpaksa... untuk makan saja susah pak, apalagi buat sekolah...
Agh... AKU DIAM tidak tahu harus nyeloteh apa...
Berita, cerita tentang anak putus sekolah sudah terbiasa di telinga... namun ketika menyaksikan langsung realita yang terjadi di sekitar, rasanya tidak percaya dengan gembar gembor sekolah gratis!
Pantas saja banyak anak putus sekolah "berkeliaran", karena memang kenyataannya NEGARA REPUBLIK INDONESIA MEMELIHARA ANAK PUTUS SEKOLAH!
Anda mengatakan : kan ada ini dan itu yang gratis tuk mengenyam pendidikan, Betul Sodara! sudah ada... dan perlu diapresiasi... tapi kan untuk bisa mengikuti yang gratis itu kan perut mereka tidak boleh KOSONG!
Agh... terlalu banyak yang tidak semestinya terjadi di sekitarku.
APAKAH YANG SUDAH DAN AKAN AKU LAKUKAN UNTUK MEREKA?
daniel pasedan sedang MURKA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H