Allah SWT berfirman dalam surat al Furqan ayat 30:
Artinya. "Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya: "dan meninggalkan tadabbur ayat-ayatnya dan memahami isinya termasuk meninggalkan al-Qur'an".
Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menjelaskan bahwa mahjura  berarti tidak mendengarkan dan tidak mentadabburi Al Quran.
Setelah membaca arti dan tafsir dari ayat 30 dari surat al Furqan maka penting untuk bisa mentadabburinya.
Pertama, Rasulullah sebagai manusia biasa tapi tidak seperti manusia pada umumnya. Ada sifat-sifat kemanusiaan yang melekat dalam diri Rasulullah. Salah satunya ada rasa kecewa dengan kaumnya. Kecewa karena kaumnya tidak bersikap sebagaimana dengan harapannya.
Namun rasa kecewanya itu atas dasar kasih sayang Rasulullah dan tidak ingin kaumnya mendapatkan musibah atas sikap mereka. Artinya bukan kecewa yang didasari oleh sakit hati dan kebencian.
Buktinya rasa kecewa itu diadukan kepada Allah untuk bisa menemukan jawaban atau solusinya.
Ini menjadi pelajaran kedua bahwa curhat, berkeluh kesah atau mengadu itu yang paling tepat adalah kepada Allah. Bukan kepada orang lain apalagi di media sosial yang kemungkinan besar tidak mendapatkan jawaban karena keterbatasan manusia dan media sosial.
Mengadu kepada Allah adalah bagian dari keimanan. Bukti keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan ketundukan diri yang lemah atau tidak berdaya dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapinya.
Ketiga, item keluhan Rasulullah adalah masalah yang besar, bukan terkait harta, wanita dan tahta sebagaimana permasalahan yang dihadapi manusia pada umumnya. Tapi tentang kaumnya yang mengabaikan al-Qur'an.