Penulis: Parvati Ummu Khanifah (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNISSULA)
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam suatu lingkungan belajar. Kegiatan ini saling mempengaruhi satu sama lain, guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi yang disampaikan. Tak hanya memperoleh ilmu pengetahuan, pembelajaran dapat menjadi bantuan untuk pembentukan sikap dan kepercayaan pada diri siswa. Sehingga proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, mengacu pada perubahan siswa dengan hasil yang positif.
Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran tentang kehidupan, walaupun begitu pembelajaran sastra dilakukan secara terpadu yang meliputi keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Namun pembelajaran sastra saat ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kondisi tersebut diperparah dengan pandangan sebagian masyarakat Indonesia jika ilmu eksakta lebih penting dari ilmu sastra, banyak yang menganggap pelajaran sastra tidak menjamin masa depan seseorang. Saat ini pun minat siswa terhadap pembelajaran sastra mengalami penurunan, maka perlu upaya peningkatan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh karena itu saya melakukan wawancara online dengan salah satu guru bahasa Indonesia di MTs Muhammadiyah Ahmad Dahlan Balapulang, Tegal yaitu Bapak Redi Pujiarto, S.Pd. untuk menanyakan seputar pembelajaran sastra yang ada di sana.
Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Redi mengajar kelas VIII. Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di MTs Muhammadiyah Ahmad Dahlan Balapulang, Tegal beliau menggunakan kurikulum 2013. Materi yang berkaitan dengan sastra yaitu teks puisi. Sesuai dengan RPP yang digunakan, materi pembelajaran yang disampaikan dibagi menjadi tiga yaitu: 1.) Fakta: Puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang mengungkapkan suatu pikiran serta perasaan dari penyair dan secara imajinatif, puisi ialah seni tertulis yang menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan), dan Puisi lama dan Puisi baru. 2.) Konsep: dalam konsep ini terdiri dari unsur-unsur pembangun yaitu, unsur pembentuk puisi: kata, larik atau baris, bait, bunyi, rima (persajakan), irama (ritme), tipografi. Unsur lahir teks puisi: diksi (diction), imaji (imagery), kata nyata (the concrete word), majas (figurative language), ritme dan rima (rhythm and rime). Dan unsur batin teks puisi: tema/makna (sense), rasa (feeling), nada (tone), amanat/tujuan/maksud (intention). 3.) Prinsip: terdapat struktur-struktur teks puisi, yaitu perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, dan rima/irama.
Bapak Redi menyampaikan bahwa letak kesulitan pembelajaran sastra di MTs Muhammadiyah Ahmad Dahlan Balapulang, Tegal terletak pada siswanya, mereka kurang berminat mempelajari sastra. Sehingga pembelajaran menjadi tidak optimal. Guru sebagai salah satu kunci perubahan kondisi pembelajaran di kelas, dapat melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan minat siswa mempelajari sastra. Sesuai hasil wawancara, hal yang paling awal dilakukan Bapak Redi untuk mengajarkan pembelajaran sastra yaitu yang pertama memberikan motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian siswa. Selain itu, beliau melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
- Memilih strategi pembelajaran yang tepat. Sesuai hasil wawancara, Bapak Redi menggunakan strategi pendekatan scientific learning. Pendekatan ini dirancang untuk siswa agar aktif menyusun konsep, prinsip, dan hukum melalui kegiatan 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis, dan mengkomunikasikan). Pendekatan ini lebih terfokus pada siswa, dengan begitu siswa bisa memulai mengamati suatu permasalahan dan mampu menyusun konsep dari pengalaman belajar yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga siswa diharapkan mampu memiliki kapasitas berfikir kritis, ilmiah, dan analitis.
- Menggunakan model pembelajaran discovery learning, sesuai dengan penerapan kurikulum yang digunakan yaitu K13 model ini dapat membuat pembelajaran yang efektif untuk menuntut keaktifan siswa, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Menurut Bapak Redi model ini cocok dengan materi yang baru dipelajari di kelas. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi, sehingga mereka lebih mudah mengingat materinya di dalam otak.
- Menggunakan media yang modern dan unik. Dalam pembelajaran, Bapak Redi sendiri menggunakan LCD Proyektor untuk media presentasi. Dengan alat yang bisa menampilkan gambar, teks, video, dan animasi dalam satu file dapat menumbuhkan minat siswa mempelajari sastra, karena yang siswa lihat dan simak tidak monoton hanya teks yang ada di modul. Selain itu, Bapak Redi sesekali memberikan bahan tayang seperti video di you tube untuk tambahan materi.
- Memberikan apresiasi kepada siswa saat akhir presentasi dengan tujuan untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar karena mereka merasa bahwa usahanya dihargai. Dalam proses mengajar Bapak Redi senang menggunakan pembelajaran yang out of the box. Terkadang suka-suka sendiri, tidak selalu tegak lurus dengan kurikulum yang ada. Yang penting siswa enjoy, paham, dan dapat membuat tugas dengan perasaan senang sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal.
Upaya-upaya di atas diharapkan mampu menumbuhkan minat sastra dalam pembelajaran, Bapak Redi sebagai guru yang mana menjadi kunci perubahan kondisi pembelajaran di kelas selalu berusaha yang terbaik untuk perkembangan siswanya. Diharapkan juga siswa ikut berpartisipasi dalam menyukseskan proses belajar mengajar, sehingga terjadi timbal balik antara siswa dan guru untuk menciptakan tujuan yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H