Mohon tunggu...
Mohd Damar Afda Dipura
Mohd Damar Afda Dipura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Partikel Bebas

Menulis untuk mengingat, Menulis untuk menolak lupa. begitulah kira-kira, Saya berfikir maka saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rincian Perasaan

31 Mei 2024   21:56 Diperbarui: 31 Mei 2024   22:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kali ini, aku sisipkan selembar rincian perasaan yang tak pernah terbayarkan. aku ukir pesan pada putihnya tulang sebagai penanda. kulihat tinta, dengan merah aku lukis perasaan pada canvas, supaya engkau berhenti sejenak terpana. 

Sembari terpana, aku kirim sepenggal puisi yang tak jadi. karena, indah sisanya ada pada dirimu. dalam rubanah, aku menyimpan secarik kertas bertuliskan " kalau kamu menemukan pesan ini di penghujung malam, tertawalah. ini bukan merupakan sesuatu yang mistis, bukan perkara takdir. perasaan yang menuntun dirimu, menangkap tanda yang sembunyi-sembunyi, tak pernah kau sadari". 

Seringkali, aku abai. menaruh segala tanda pada apa yang hanya aku mengerti. begitu, kira-kira aku mengeluh. Sayang sekali, tak pernah aku menjadi langit, memberikan bintang, aurora, dan pilar cahaya. 

K

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun