Mohon tunggu...
Mohd Damar Afda Dipura
Mohd Damar Afda Dipura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Partikel Bebas

Menulis untuk mengingat, Menulis untuk menolak lupa. begitulah kira-kira, Saya berfikir maka saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segelas Penderitaan dan Senapan yang Birahi!

20 Mei 2024   06:37 Diperbarui: 20 Mei 2024   06:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah ini, tepat waktu itu--kami memberikan potongan perasaan!

Sementara, Babi dan tikus-tikus itu saling berbisik, berceloteh dengan angkuh sambil menulis sebuah sejarah palsu. 

Harta dijarah, Hutan dibabat, Tenaga dihisap.

Tanah ini, tepat waktu itu--Kami menumbuhkan berbagai bahagia!

Sementara, Moncong senapan itu, menyandera jiwa dan kebebasan. mereka tersenyum tipis, sambil mengukir batu nisan kami.

Upah murah, semua berbiaya, dipaksa menahan dahaga.

Kami mengintai! tetapi yang kami temukan adalah ketakutan.

Kami mengintip! tetapi yang kami temukan adalah cahaya.

Kami berteriak! tetapi yang kami temukan adalah perlawanan.

Setelah semua itu, tiba Segelas Anggur di tangan kiri dan senapan di tangan kanan. Sial, kami menyebutnya pesta sebelum kiamat. Begitu rasanya. Sungguh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun