Mohon tunggu...
Nature Pilihan

Menghemat Listrik dengan Auto Switch Jalan Raya

7 November 2018   19:16 Diperbarui: 7 November 2018   19:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Listrik memang sebagai sumber energi yang tak bisa lepas dari kehidupan sekarang, apalagi di era teknologi seperti sekarang ini, hampir semua peralatan membutuhkan energi listrik. 

Kemajuan dan perkembangan teknologi nampaknya kurang berimbang dengan perkembangan pasokan energi, yang ada justru sebaliknya, semakin hari semakin krisis energi. Krisis itu bukan tanpa alasan, pemerintah tentunya sudah memikirkan hal tersebut. 

Pembangunan pembangkit listrik sudah barang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak hanya biaya, sumber-sumber energi itu semakin berkurang, apalagi pembangkit listrik kita masih mengandalkan BBM yang notabene tak terbarukan. Pencarian sumber-sumber energi terus dilakukan, mulai dari batubara, energi panas bumi hingga energi yang spektakuler yaitu NUKLIR.

Namun perjalanan ke arah itu nampaknya bagaikan mendaki gunung yang terjal, berbagai aral rintangan harus dilalui satu demi satu. Dengan kondisi yang demikian, apakah kita diam dan pasrah begitu saja? Tentu tidak, selagi pemerintah mendaki gunung tersebut, kita bisa berbuat hal kecil tapi bermakna besar, yaitu penghematan energi. Bicara penghematan seolah menjadi cerita fiksi yang tak kunjung nyata. 

Jika sudah menyangkut kesadaran, ini bukan persoalan mudah. Kita sudah terbiasa hidup dengan manja karena merasa masih mampu membeli listrik. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas nampaknya masih bergaya sama. 

Lihat saja televisi yang menonton tuannya, colokan handphone yang masih menancap tak terpakai, cara masak nasi yang sudah berubah drastis dari tungku lalu kompor hingga sekarang rice cooker dilanjutkan dengan magic jar.

Di kota besar Jakarta, lihatlah gedung-gedung pencakar langit di malam hari. Hiasan lampu seolah menjadi daya saing tiap gedung untuk berlomba, bahwa gedung merekalah yang paling bagus.

Biaya listrik yang harus mereka tanggung tentunya sudah dipertimbangkan masak-masak dan masih dalam jangkauan mereka karena mereka memang "MAMPU". Kemana biaya yang demikian besar itu? Tak akan jauh-jauh, selalu bermuara ke masyarakat luas melalui pembebanan-pembebanan yang terakumulasi pada harga produk akhir mereka.

Nampaknya akan menjadi penantian panjang menunggu pemerintah mendaki bukit dan menunggu masyarakat mencapai puncak kesadaran. Tapi apakah berhenti dalam penantian sunyi ini? Masih ada seribu jalan melakukan penghematan, tanpa menunggu kesadaran-kesadaran yang masif, salah satunya adalah menghemat penerangan lampu jalan raya. 

Penerangan di sepanjang  jalan raya tidak membutuhkan daya yang sedikit, tapi ini bisa kita hemat, yaitu dengan memasang sensor auto switch terutama jalan yang tidak terlalu padat di tengah malam.

Lampu itu akan menyala ketika akan dilalui orang atau kendaraan dan akan mati beberapa saat setelah orang atau kendaraan itu melewatinya. Cara kerja secara teknis hal demikian tentunya tak sulit bagi yang ahli di bidangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun