Mohon tunggu...
Parsya Puteri Sampoerna
Parsya Puteri Sampoerna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi - Universitas Sriwijaya yang memiliki ketertarikan dibidang Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial dalam Mempengaruhi Kelemahan Mental Gen Z

16 November 2023   00:30 Diperbarui: 16 November 2023   00:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring perkembangan zaman, manusia tidak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi yang sudah seperti makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Salah satu bentuk perkembangan zaman, yaitu hadirnya media sosial yang mempermudah manusia untuk saling berkomunikasi tanpa harus bertemu satu sama lain, tentunya ini merupakan hal positif yang menyokong kemajuan teknologi. Tentunya media sosial juga mempermudah informasi menyebar secara cepat dan instan, semua orang bisa mengakses tanpa harus terpaku dengan waktu karena media sosial bersifat fleksibel. Cara untuk mempunyai media sosial sangatlah mudah, hanya perlu mempunyai smartphone dan jaringan yang baik, maka semua orang bebas untuk mengakses seluruh yang ada di media sosial. Semua orang kini telah beralih ke media sosial, apabila dahulu bergantung dengan media massa berupa televisi, radio, koran dan lain-lain, maka pada zaman yang serba canggih ini semua telah beralih ke arah digital. Tentunya itu semua merupakan dampak positif yang dihasilkan dari perkembangan teknologi yang sangat mempermudah kehidupan manusia.

Namun dibalik dampak positif yang begitu melimpah, ternyata media sosial juga memiliki dampak negatif yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Salah satu dampak yang diberikan oleh media sosial yaitu kecanduan yang menyebabkan seseorang bergantung atau bahkan tak bisa lepas dari media sosial, apabila seseorang sudah kecanduan maka segala cara akan dilakukan untuk memenuhi kepuasannya dalam penggunaan media sosial, seseorang akan terus menginginkan validasi yang lebih sehingga terus menerus menampilkan sesuatu untuk memuaskan keinginannya. Media sosial merupakan wadah yang baik untuk membangun personal branding, semua orang bisa memposting sesuatu entah itu pencapaian atau hal lainnya dan orang lain akan mudah untuk mengakses dan mengetahuinya. Tentunya itu merupakan hal positif yang baik untuk seseorang membangun citranya dan saling berbagi informasi, Namun sayangnya ternyata hal tersebut tidaklah selalu baik karena nyatanya hal tersebut justru mempengaruhi mental health (kesehatan mental) orang lain.

Mental Health? Apa itu?

Mental Health merupakan suatu kondisi kesehatan mental atau jiwa seseorang yang tentunya mempengaruhi kehidupannya, kesehatan mental ini sangatlah penting karena berkaitan erat dengan psikis, emosi dan kejiwaan seseorang, semakin tenang dan baik kesehatan mental seseorang maka akan semakin baik juga kualitas kehidupannya. Namun apabila kualitas kesehatan mental seseorang itu tidak baik atau bahkan bisa dibilang buruk, maka tentunya akan berdampak bagi kehidupan yang menyebabkan emosi menjadi tidak terkontrol, perubahan suasana hati, pikiran yang kacau, dan bahkan parahnya seseorang bisa saja mengakhiri hidupnya apabila kesehatan mentalnya buruk.

Tentunya sangat disayangkan apabila seseorang sudah berada ditahap menyerah akan kehidupan yang dijalaninya, maka dari itu perlu adanya kepedulian dari orang-orang sekitar dan perlunya lingkungan yang tidak toxic agar kesehatan mental tetap terjaga. Jangan sampai orang-orang sekitar kekurangan kasih sayang dan perhatian, lebih baik dicegah sebelum terlambat karena masih banyak hal-hal positif yang dapat dilakukan untuk tetap bertahan melanjutkan hidup.

Mengapa Media Sosial Begitu Berpengaruh Terhadap Mental Seseorang Terutama Gen Z?

Seperti yang semua orang ketahui, bahwa hampir semua orang pastinya memiliki media sosial dan populasi di Indonesia banyak didominasi oleh Gen Z yang merupakan orang dengan kelahiran tahun 1997 - 2012. Data dari BPS menyatakan bahwa Indonesia memiliki sekitar 74,93 juta jiwa atau 27,94% populasi Gen Z yang mendominasi negara ini dan berdasarkan hasil survei McKinsey, ada 58% responden dari Gen Z yang menghabiskan lebih dari satu jam waktunya untuk bermain media sosial. Berdasarkan hasil kedua survey tersebut sudah sangat jelas bahwa banyak dari Gen Z mempunyai akun media sosialnya masing-masing, banyak dari mereka yang tentunya memanfaatkan media sosial sebagai tempat membangun personal branding dengan cara memposting di story ataupun di beranda. Hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi kesehatan mental, banyak dari mereka yang merasa kurang puas terhadap diri sendiri atau insecure, yang menyebabkan mereka terus menerus membandingkan dirinya dengan orang lain. Banyak sekali prestasi yang ditampilkan seseorang di media sosial, hal tersebut membuat para followers merasa ketertinggalan atas pencapaian orang lain. Sehingga munculah rasa iri, marah dan kecewa terhadap diri sendiri karena tidak mampu dan ketertinggalan jauh, padahal setiap orang memiliki kemampuan, progress dan waktunya masing-masing untuk mencapai kesuksesan. 

Tak hanya tentang kesuksesan dan pencapaian prestasi namun yang lebih sering dibahas di media sosial adalah rupa atau fisik seseorang, banyak sekali Gen Z di zaman sekarang yang terus menerus memamerkan kecantikan atau ketampanannya di media sosial, hal ini menyebabkan teman sebaya selaku followersnya merasa insecure dan ingin juga menjadi seseorang dengan standar kecantikan yang mereka buat sendiri. Padahal cantik itu relatif dan standar yang dibuat sangatlah aneh, banyak sekali yang menyatakan bahwa cantik itu adalah orang yang putih, tinggi, langsing dan lain-lain. Tentunya hal tersebut dinormalisasikan dikalangan Gen Z, sehingga mereka terus menerus membandingkan dirinya dan membuat konten atau memberikan komentar yang menunjukkan serta menyatakan bahwa mereka insecure terhadap orang lain. Padahal apa yang ditampilkan di media sosial itu belum tentu faktual, apa yang orang lain tampilkan itu adalah sesuatu yang paling baik diantara apa yang ia miliki karena tidak mungkin mereka menampilkan sesuatu yang buruk ke media sosial, tentunya itu akan merusak branding mereka. 

Selain itu juga, mental Gen Z menjadi semakin lemah karena Gen Z terlalu memikirkan tentang percintaan di masa muda, padahal masa muda itu baiknya di isi dengan  hal-hal positif dan pengalaman yang akan menyokong masa depan. Banyak sekali konten-konten galau yang disajikan di media sosial, lagu-lagu yang disajikan pun mendukung seseorang untuk merubah suasana hati anak mudah menjadi galau. Banyak dari mereka yang menganggap bahwa percintaan adalah sumber kebahagiaan atas segalanya, ini semua merupakan dampak negatif dari media sosial dan penggunaannya yang tidak tepat. Gen Z terbiasa dan dibiasakan dengan konten-konten galau, lalu hal inilah yang menyebabkan mental mereka menjadi lemah dan mudah menangis, banyak sekali dari Gen Z yang mudah putus asa dan membawa kata mental health serta mendramatisir kehidupannya . Hal tersebut menunjukkan dampak negatif dan penyalahgunaan media sosial kearah yang tidak tepat.

Bagaimana Cara Mengatasi Hal Tersebut?

Perlunya kesadaran diri dari masing-masing individu agar tidak kecanduan media sosial, tentunya media sosial sebenarnya membawa banyak sekali dampak positif namun sering kali disalahgunakan oleh penggunanya. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi mental health dan membuat seseorang menjadi lemah dan terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri, bahkan ada seseorang yang rela mengakhiri hidupnya karena terus menerus merasa kurang atas apa yang telah dikaruniakan kepadanya. Perlunya untuk mengurangi penggunaan media sosial bagi Gen Z, serta perlunya untuk mengakses seperlunya saja dalam penggunaan media sosial, gunakan media sosial untuk hal-hal positif dan tinggalkan apa yang membuatmu sedih. Jangan terbiasa untuk bergantung dan mencari sumber kebahagiaan di media sosial karena sesungguhnya media sosial terkadang dipenuhi dengan kebohongan. Maka dari itu, bijaklah dalam penggunaan media sosial untuk kehidupan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun