doomscrolling ini serapan dari bahasa inggris, doom artinya musibah, dan scrolling artinya bergulir. Namun disisi lain Universitas Florida mengungkapkan bahwa istilah doomscrolling tercetus pertama kali di aplikasi twitter pada 2018 dan semakin populer pada era COVID - 19 2020 memuncak sampai saat ini.
IstilahAlodokter melansir  kebiasaan doomscrolling beresiko pada kesehatan mental seperti gangguan kecemasan,OCD, PTSD dan lain-lain. doomscrolling kerap terjadi pada kalangan remaja. kecenderungan membaca berita negatif ini membuat para pengguna semakin penasaran dengan berita yang dibaca.Â
Contoh kasus pada saat ini banyak  berita dari segala platform media online yang berbau negatif dan membahas tentang pernikahan seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, jahatnya perlakuan mertua yang memunculkan spekulasi "married is scary" membuat remaja takut akan menikah karena berita - berita yang  bermunculan. Baru - baru ini ada berita yang viral di Media sosial X, yaitu dibunuhnnya seorang ibu - ibu berbaju hijau ber inisial "HS" oleh suaminya saat sedang berkaraoke dengan temannya di daerah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Dalam video rekaman yang beredar berdurasi 32 detik terlihat korban bersama temannya sedang berkaraoke sambil melakukan live Facebook, tiba - tiba datang suami nya dengan inisial "AGS" membawa senjata tajam lalu menikam istrinya sendiri di TKP. Kejadian ini terjadi di rumah korban tepatnya di Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, KAbupaten Sergai, Sabtu 2 November 2024.
Melihat kerabatnya ditusuk berkali kali membuat seorang teman nya berteriak ketakutan dan mencoba mengentikan aksi suami n korban, pelaku menikam sebanyak lima kali, di dareah perut, payudara, dan dua tusukan ke tangan kiri dalam keterangan Donny dalam keterangan tertulisnya 3 November 2024.Â
Motif pelaku dari hasil penyelidikan adalah karena pelaku merasa cemburu da sakit hati karena sang korban masih sering berkomunikasi dengan mantan suaminya.
Kasus ini menuai banyak respons dari banyak netizen, hal ini juga membuat kaum remaja cemas saat waktunya pernikahan tiba atau malahan tidak ingin menikah sama sekali. hal atau konten pada media sosial seperti konten negataif itu tidak akan bisa kita hilangkan atau musnahkan dari sosial media, namun kita bisa mencegah terjadinya doomscrolling bagi kita sendiri dengan cara :
1. Membatasi waktu
Dengan membatasi diri  sendiri dalam berapa lama kita mengakses media sosial akan sangat berguna karena kita tidak akan mulai terjerumus ke hal - hal yang negatif, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
2. Tidur lebih cepat
Mulailah berhenti bermain handphone setidaknya sejam sebelum tidur agar tidak penasaran akan hal - hal negatif, karena jam malam adalah jam rawan untuk berpikir negatif
3. Cari konten positif
Berfokus pada konten positif sangat berpengaruh jauh lebih sehat bagi mental dan pikiran kita, dibanding mengonsumsi berita negatif yang membuat kita gelisah.
4. Jauhkan Handphone
Jauhkan handphone dan ganti kegiatan yang lebih bermanfaat dan menamabah ilmu pengetahuan
Itulah sedikit tips yang saya bagikan dan penejelasan tentang doomscrolling agar kita menjadi remaja pintar dan produktif di era gempuran sosial media saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H