Mohon tunggu...
Amapatris Witin
Amapatris Witin Mohon Tunggu... -

Pencinta Alam

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kentut Menyebarkan Aroma Busuk, Menanggapi Tulisan Ellen Maringka

7 Januari 2014   12:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bauh Kentut tak pernah menyebarkan aroma wangi. Memang faktanya demikian. Jika ada orang yang kentut menyebarkan aroma wangi, itu hanya sekedar lelucon kering. Yang pasti adalah bauh kentut menyebarkan aroma busuk. Adatulisan dan komentar tentang kentut pada satu dua lapak di Kompasiana ini. Katakan saja tulisan Mbak Ellen Maringka dan tulisan Mas Gatot Swandito , uraian panjang mbak Rani Veliana tentang kajian  Ketut dan Perempuan Dilarang Kentut di Aceh oleh Sutomo Paguci.

Satu hal menarik pada judul tulisan Ellen “Bukan Admin, tetapi Resah dan Rusuh adalah pada bagian kesimpulannya yakni: Nah saya sudah membuang kentut saya di lapak sendiri lewat tulisan sendiri. “mari kita kentut di lapak masing-masing...dijamin aman!.

Pertama, saya anggap kesimpulan pada tulisannya yang panjang sebagai sebuah ajakan adalah hal serius. Kentut adalah satu simbol diharapkan kepada semua kompasioner dangan ajakan “mari” dengan maksud untuk menulis dengan simbol “kentut dan menyebarkan bauh busuk. Artinya bahwa diharapkan para kompasioner menyebar tulisan-tulisan berbauh busuk. Busuk dalam arti bahwa sangat mengganggu ketenangan orang di sekitarnya. Benar bahwa kentut di lapak masing-masing adalah hak pribadi tetapi lapak tersebut adalah bagian dari keseluruhan kompasioner bahkan secara global dalam dunia internet. Aroma kebusukan tetap menyebar di seantero dunia maya.

Kedua, bahwa bagian terakhir dari kesimpulannya adalah “dijamin aman”. Jaminan keamanan aroma busuk sudah menjadi bagian dari aturan Admin adalah tanggung jawab pribadi si pemilik lapak (kompasioner). Seperti kita ketahui bersama bahwa bauh busuk yang paling menyengat dalam lapak kompasiana adalah bauh “SARA” dan hal ini menimbulkan perdebatan yang hanya berakhir begitu saja tanpa ada kesimpulan dari sang penulis.

Ketiga bahwa tulisan saya ini sangat menganggu dan mengusil lapak orang lain seperti yang dimaksudkan oleh mba Ellen. Tetapi di lain pihak, kita juga dituntut untuk kristis membaca tulisan, membuka ruang diskusi yang konstruktif. Saya sangat senang dan bangga dengan tiga tips yang ditawarkan oleh mba Ellen dalam tulisanya tetapi sayang bahwa kesimpulan akhir membuyarkan semua tips itu. Oleh karena itu ajakan untuk kentut di lapak masing-masing....dijamin aman adalah bukan ajakan yang kontruktif.Maaf kalau saya tidak setujuh pada bagian ini. Dan maaf jika saya keliru menanggapi tulisan mbak Ellen. Tetapi saya ingin keterbukaan bahwa kesimpulan ini sangat menganggu pikiran saya karena jaminan keamanan lemah.

Sumber:

http://media.kompasiana.com/new-media/2014/01/07/admin-bukan-tapi-resah-dan-rusuh-626069.html

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/12/15/menulis-di-kompasiana-seperti-kentut-619469.html

http://hiburan.kompasiana.com/humor/2013/05/13/kajian-tentang-kentut-555633.html

http://hukum.kompasiana.com/2013/04/14/perempuan-dilarang-kentut-di-aceh-551191.html




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun