Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah saat ini memang sering merajai berbagai survey Capres (Calon Presiden) di berbagai lembaga survey saat ini. Di awal tahun paling tidak ada empat lembaga survey yang menyatakan elektabilitas Ganjar Pranowo di atas lawan-lawannya. Saat ini, tercatat ada nama tiga nama yang salib menyalib dalam hal popularitas dan elektabilitas, selain Ganjar Pranowo ada dua nama lain yaitu Prabowo Subiyanto dan Anis Baswedan.
Hasil survey pertama dirilis oleh LSI (Lembaga Survey Indonesia). LSI melalui Direktur Eksekutif LSI menyatakan bahwa Nama Ganjar Pranowo menempati posisi unggul dengan tingkat elektabilitas 36,3 persen. Lembaga suvei Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil survei elektabilitas bakal capres 2024 dengan simulasi 10 nama dan hasilnya menjukkan Ganjar Pranowo menduduki posisi unggul dengan elektabilitas 31,5 persen. Survey dilakukan pertanggal 1 hingga 6 Desember 2022 silam.
Ketiga, SMRC (Survei lembaga Saiful Mujani Research and Cosulting) melakukan survey pertanggal 3 hingga 11 Desember 2022 juga memperlihatkan Ganjar Pranowo meraih posisi unggul dengan elektabilitas 33,7% sementara Anies memperoleh 28,1% dan Prabowo memperoleh 26,1%. Dan keempat, yaitu Charta Politica Indonesia yang melakukan survei bakal capres 2024 pada tanggal 8 hingga 16 Desember 2022, survei menggunakan kuisioner yang diikuti oleh 1.221 responden juga menunjukkan keunggulan Ganjar Pranowo di angka 31,7 persen.
Meskipun Ganjar Pranowo selalu teratas di berbagai lembaga survey, namun perjalanan Ganjar untuk melaju menjadi calon presiden tidaklah mudah. Masih banyak kemungkinan Ganjar gagal nyapres yang salah satu faktornfya adalah ada pada diri Anis Baswedan, dan peluang kemungkinan itu terjadi masih sangat terbuka lebar.
Baru-baru ini kita ketahui jika Surya Paloh dan elit partai Nasdem terlihat rajin mengunjungi sejumlah elit partai. Surya Paloh mengunjungi partai Golkar, partai yang pernah membesarkan Surya Paloh. Berbagai spekulasi pun bermunculan yang salah satunya Nasdem sewaktu-waktu berpotensi dapat berubah haluan.
Ujang Komarudin juga memprediksi posisi Anies Baswedan akan sulit kalau NasDem dan PKS bergabung ke KIB (Koalisi Indonesia Bersatu). Apabila NasDem dan PKS tetap bergabung dengan KIB, maka besar kemungkinan Anies Baswedan tak dicalonkan sebagai capres, bahkan bisa tak dicalonkan sama sekali.
"Ya, kalau betul-betul PKS dan NasDem gabung KIB, ya mungkin Anies bisa jadi cawapres ataupun bisa terlempar. Tergantung dari para elit atau petinggi partai itu," tuturnya di salah satu portal berita, Rabu (8/2/2023).
Kemungkinan Anis Baswedan tidak maju sebagai Capres diprediksi akan membuka kemungkinan lain. Salah satu dampak tidak majunya Anis menjadi Capres dapat berakibat gagalnya Ganjar Pranowo dipilih sebagai kandidat Capres dari PDI Perjuangan.
Kemungkinan ini disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno. Adi mengatakan, PDI-P tak punya keraguan mengusung Puan jika Koalisi Perubahan yang digalang Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat gagal mengusung Anis Baswedan. Penyebabnya, dengan gagalnya Anis menjadi Capres berarti tak ada poros oposisi pemerintah yang mesti dilawan.
“Kalau Anies tidak dapat tiket maka PDI-P sangat confident untuk mengusung Puan Maharani, karena PDI-P berhitung, siapapun yang dilawan adalah teman-teman koalisinya kan,” kata Adi dihubungi kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Dengan demikian, dapat dikatakan nasib majunya Ganjar Pranowo menjadi Capres secara tidak langsung juga ditentukan oleh maju tidaknya Anis Baswedan menjadi Capres 2024.