Hasil utama dari proses menulis adalah tulisan. Tulisan merupakan wujud fisik dari proses menulis. Sedangkan hasil abstrak dari menulis adalah nilai-nilai karakter dalam menjalani proses menulis. Â
Ada tahapan-tahapan dalam menjalani proses menulis. Tahap awal dalam menulis adalah menemukan ide. Jika sudah menemukan ide, butuh ketekunan dalam mengamati informasi seputar ide yang kita garap. Jika belum menemukan ide, kita pun butuh menggali ide melalui membaca dan berimajinasi, keduanya membutuhkan ketekunan dan kejelian. Jika tidak tekun sedang ide belum juga hinggap, maka dapat membuat kita putus asa akhirnya berhenti menulis.
Ide juga dapat ditemukan dengan berkomunikasi dengan keluarga, teman, tetangga dan orang yang baru kita temui. Untuk menemukan ide melalui komunikasi butuh ketelitian dan kejelian. Kejelian diperlukan untuk menemukan bagian mana yang menarik untuk kita angkat menjadi tulisan. Ketelitian akan menghasilkan tulisan yang komprehensif, kaya akan sudut pandang.
Ide terkadang ditemukan melalui improvisasi. Baik improvisasi dari tulisan-tulisan yang telah kita tulis, maupun tulisan-tulisan yang kita baca. Dalam berimprovisasi dibutuhkan kreatifitas sehingga menghasilkan kolaborasi yang menarik. Kolaborasi ini yang akan mendasari ide tulisan baru kita.
Setelah menemukan ide selanjutnya ide kita tuangkan dalam tulisan. Menuangkan gagasan dapat dilakukan dengan menyusun garis besar terlebih dahulu. Bisa juga dengan langsung mengalirkan ide dalam susunan kalimat-kalimat. Menuangkan gagasan membutuhkan kesabaran tinggi. Terkadang di tengah jalan tulisan kita terhenti, ide mandeg. Â
Jika kurang sabar maka tulisan tidak dapat diselesaikan, ide yang sudah dirancang dengan baik tidak ada wujudnya. Untuk itu butuh rileks, sabar, dan mau menambah kosa kata. Kosa kata yang beragam akan mempermudah dalam mengeksekusi ide menjadi tulisan. Solusinya mau membaca dan terus menulis, dengan terus menulis maka secara otomatis kosa kata akan bertambah.
Edit tulisan adalah tahap setelah kalimat-kalimat tulisan berhasil kita susun. Kita dapat membaca dengan suara untuk melihat apakah tulisan kita sudah enak dibaca. Pemilihan kata perlu diperhatikan.Â
Selain itu, pedoman umum ejaan bahasa indonesia (PUEBI) yang dulu dinamakan EYD, perlu terus kita pelajari. Dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian untuk mengedit agar susunan kalimat enak dibaca dan sesuai aturan penulisan. Dengan tekun belajar maka tulisan yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Berkualitas dari sisi ide maupun tata bahasa.
Tahap terakhir adalah posting tulisan dan membagikan kepada pembaca. Berani membagikan tulisan berarti berani menerima kritik. Kita harus menyadari bahwa tidak semua pembaca akan menerima dan menghargai tulisan yang kita bagikan.Â
Dengan menyadari akan adanya kritikan menjadikan kita belajar untuk lapang dada, bisa menerima ketika ada yang setuju ataupun tidak setuju. Kita belajar memperpanjang sumbu pikiran agar tidak mudah marah, karena sejatinya kritikan berarti wujud perhatian dari pembaca. Tanpa pembaca maka manfaat tulisan hanya untuk diri sendiri. Adanya pembaca maka berarti tulisan akan dapat bermanfaat untuk orang lain.