Mohon tunggu...
Parni Hadi
Parni Hadi Mohon Tunggu... -

Wartawan, Guru, Aktivis Sosial, Budaya dan Lingkungan serta Pramuka sejak muda, Pendiri/Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Mantan Pemred REPUBLIKA dan ANTARA, Mantan Dirut RRI, Ketua DNIKS, Ketum IRSI, Ketum Paguyuban Pawitandirogo, Anggota Dewan Pertimbangan PPDI, Ketua IPHI dan Rektor Sekolah Bisnis Umar Usman

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memimpin Republika

3 Mei 2014   02:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir 1992 saya dilanda kegelisahan, karena mendapat tawaran untuk memimpin Harian Umum Republika. Sebuah tantangan yang menarik. Pak Handjojo keberatan melepas saya, karena ia telah menyatakan untuk mempersiapkan saya sebagai penggantinya kelak. Akhirnya beliau menyetujui melepas saya dengan catatan saya tetap membantu beliau sebagai staf ahli LKBN ANTARA, terutama untuk urusan hubungan dan kerjasama internasional.

Sepak terjang saya di Republika mulai 1993 merupakan kisah tersendiri yang bisa ditulis menjadi sebuah buku. Saya terlibat membangunRepublikamulai dari awal, termasuk mengurus SIUPP, menyusun struktur organisasi, merekrut karyawan dan menetapkan misi dan visi koran yang dirancang sebagai penyalur aspirasi umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Saya diangkat menjadi Pemimpin Umum merangkap Pemimpin Redaksi Republika dan Direktur Produksi PT Abdi Bangsa, penerbit koran tersebut. Jabatan rangkap tiga, tapi gaji cuma satu, demi efisiensi.

Alhamdulliah, koran itu mencapai kemajuan yang pesat. Dalam tahun kedua ia mencapai oplah 165.000 eksemplar dan dalam hal sebaran ia merupakan koran nasional kedua terbesar di Indonesia setelah Kompas. Dalam hal pengaruh, Republika dianggap sebagai penyeimbang Kompas. Koran yang diawaki oleh anak-anak muda ini melahirkan produk yang dikenal membawa angin baru dalam jurnalisme Indonesia.

Koran ini menerapkan jurnalisme bertutur. Ia juga merupakan pelopor dengan inovasi-inovasinya untuk melahirkan berbagai suplemen. Di dalam bidang teknologi informasi, Republika merupakan koran pertama yang memasuki Internet melalui Republika On Line yang saya luncurkan tanggal 17 Agustus 1995. Koran ini juga menjadi pelopor pelaksanaan sistem cetak jarak jauh di Solo tahun 1997.

Republika juga aktif memprakarsai kegiatan sosial budaya dan olahraga. Antara lain koran ini telah menyelenggarakan Pesta Senimania Republika di TIM Jakarta, mengundang tim seri A AC Milan dan melahirkan Dompet Dhuafa Republika, sebuah yaya san yang mengumpulkan zakat, infaq dan sedekah. Yang terakhir ini kemudian diikuti oleh berbagai media cetak dan elek tronika dengan kegiatan Aksi Peduli.

Secara bisnis Republika juga terus mencatat keuntungan sampai dengan krisis ekonomi tahun 1997. Karena dianggap berhasil, secara tak resmi, saya digelari Mr. Republika dan menjadi simbol koran itu sampai sekarang, sekalipun saya telah mengundurkan diri sejak awal 2001. Saya belajar banyak di Republika dalam bidang jurnalisme koran, pengembangan bisnis dan pengalaman terjun langsung ke masyarakat. Itu semua merupakan tambahan bekal yang sangat berarti bagi saya untuk memimpin ANTARA kelak.

Follow Twitter saya @ParniHadi01

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun