Mohon tunggu...
JQ Soenardi
JQ Soenardi Mohon Tunggu... Buruh - Rektor Universitas Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah berkerja di kesunyian Dalam hening dan senyap namun terasa

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pakde ARY WIB, Maestro Sosok di Balik Teater Dekik

24 Februari 2024   23:04 Diperbarui: 25 Februari 2024   19:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunitas teater dekik sedang menyelenggarakan pementasan yang di laksanakan di AULA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KRAKSAAN di mulai pada Sabtu (24/02 2024) pukul 08:WIB S.D selesai, menampilkan sebuah lakon yang di adaptasi dari legenda cerita rakyat yang berjudul bawang merah dan bawang putih

pamflet dokumen pribadi teater dekik 
pamflet dokumen pribadi teater dekik 

Melihat dari antusias para siswa-siswi yang hadir, kedepannya akan berusaha semaksimal mungkin melakukan langkah strategis untuk mengenalkan teater dekik secara umum, menurutnya "dengan menjalankan secara konsekuen dan komitmen dengan program pementasan lebih gencar lagi di laksanakan. Tidak hanya sekedar panggung ini aja yang menjadi sarana promosi, tapi sosial media juga sangat penting untuk mensosialisasikan. Selain itu, saya juga akan berusaha untuk memberikan semacam pengenalan seni dengan cara membiasakan diri tampil di acara acara kegiatan sekolah," ungkap PakDe ARY WIB sapaan akrab anggota teater dekik selaku penulis naskah yang sekaligus bertindak sebagai sutradara 

dokumen pribadi teater dekik (Pakde ARY WIB sedang di wawancarai oleh crew jurnalis SMAN 1 Kraksaan)
dokumen pribadi teater dekik (Pakde ARY WIB sedang di wawancarai oleh crew jurnalis SMAN 1 Kraksaan)

Ia melanjutkan "kegiatan ini bertujuan yang pertama adalah untuk memberikan kebermanfaatan kepada penonton, kebermanfaatan dalam hal ini kaitannya menampilkan sesuatu yang punya cerita, kisah, dan makna untuk memaknai sebuah peristiwa dengan cara menjadi orang yang berbudaya.

Yang kedua bermanfaat bagi pelakunya sendiri, tentang bagaimana keberadaan teater itu yang bisa memanusiakan manusia, mengenal diri sendiri dan karakter orang lain hingga mengenal karakter banyak orang. Nah, dari situ kita bisa menanamkan sisi empati dari kehidupan manusia.

Yang ketiga, harapannya adalah supaya Iklim teater di Probolinggo lebih semarak terhadap panggung kesenian untuk mengisi kegersangan kebudayaan." ujarnya 

Input sumber gambar dokumen pribadi Ammara Fakhriya Khansa XI SOSHUM 3 (Bawang merah) | Salsabila Kamelia X-A (Bawang putih) | Dinar Retno Pandan Wang
Input sumber gambar dokumen pribadi Ammara Fakhriya Khansa XI SOSHUM 3 (Bawang merah) | Salsabila Kamelia X-A (Bawang putih) | Dinar Retno Pandan Wang

Baginya tema yang di angkat cukup relevan sebagai pembelajaran dalam lingkungan sekolah, hal ini juga sebagai respon, mengingat akhir-akhir ini terjadi kasus bullying yang viral di media sosial yang di lakukan oleh anak seorang artis komedian. Ia berpesan "jauhi perundungan, kita harus menjadi orang yang bisa saling menghargai satu sama lain. Dengan cinta kita bisa hidup bertoleransi, bahkan dengan cinta kita bisa hidup damai dan tenteram sejahtera. Intinya seperti itu, sih! Kalau cerita yang saya adaptasi hasil dari legenda cerita rakyat bawang merah bawang putih. Hal ini sebagai bukti bahwasannya kehidupan itu anti terhadap perundungan, itu saja yang ingin saya sampaikan."

Terkait keadaan kesenian teater di Probolinggo untuk tingkat siswa siswi, ia berpendapat "sebagai kilas balik mengenai perkembangan tetaer di Probolinggo tampaknya gersang, itu berdasarkan pengamatan saya. Kalau sudah ada event lomba baru ramai kalau tidak ada event lomba, ya diam semua gitu loh. Menurut saya, apakah teater itu hanya untuk dilombakan? saya sempat berpikir seperti itu, apakah seni itu hanya untuk dilombakan untuk kita berkesenian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun