Mohon tunggu...
Parmawati
Parmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Pangean

S2 Linguistik UPI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan Idul Fitri

17 Mei 2022   23:07 Diperbarui: 17 Mei 2022   23:12 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

WARISAN IDUL FITRI

Oleh: Parmawati

Perayaan Idul Fitri yang baru saja kita rayakan pada tahun 2022 ini begitu semarak. Karena pada tahun ini adanya peraturan yang membolehkan mudik sementara pada dua tahun sebelumnya hal tersebut dilarang. Jadi seakan-akan masyarakat kita merdeka melakukan aktivitas mudik seperti tahun-tahun sebelum Covid-19 mewabah. Kebahagiaan terpancar di wajah masyarakat ketika merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Hal ini bisa kita lihat dari berseliwerannya foto keluarga di media sosial pada saat momen Idul Fitri tersebut.

Kata fitri memiliki arti suci. Maksudnya adalah kita kembali kepada kesucian setelah berhasil melewati Ramadhan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Selain memiliki arti suci Idul Fitri juga dimaknai sebagai kemenangan. Dimana umat Muslim yang sukses menjalani Ramadhan dengan sungguh akan mendapatkan kemenangan berupa dimasukkannya ke dalam golongan orang yang bertaqwa. Hal ini selaras dalam ayat perintah puasa yaitu dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Jika kita melihat fenomena di kalangan masyarakat setelah melalui idul fitri, kita akan melihat perbedaan dengan bulan Ramadhan. Perbedaan yang bisa kita lihat secara kasat mata yaitu dengan berkurang jumlah jamaah masjid ketika Ramadhan telah selesai, padahal pada bulan Ramdahan masjid-mesjid hampir penuh oleh umat Islam, apalagi pada saat sholat Idul Fitri, bahkan ada yang tidak kebagian tempat. Begitu juga dengan kegiatan membaca Al Qur’an, semakin sedikit umat Islam yang membaca Al Qur’an pasca Idul Fitri.

Momen Idul Fitri seakan ikut andil dalam memberikan pengaruh perbedaan kebiasaan yang terjadi pada saat bulan Ramadhan dan pasca Ramadhan. Kegiatan saling mengunjungi pada saat Idul Fitri kadang bisa melalaikan kita dari menjalankan ibadah wajib kepada Allah. Tidak hanya itu, liburan Idul Fitri juga dimanfaatkan sebagai waktu untuk pergi berliburan sehingga bisa kita amati ramainya tempat-tempat wisata dan juga jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan.

Padahal dibalik itu semua, ada hakikat kemenangan sesungguhnya setelah Idul Fitri tersebut. dengan kita kembali suci dan melapangkan hati untuk saling bermaaf-maafan, harusnya menyisakan kesan terhadap sikap dan prilaku kita. Orang yang dikatakan menang dalam Idul Fitri ini adalah orang-orang yang berhasil mempertahankan ketaatan pasca idul Fitri. Dengan hati yang lapang akan memudahkan kita menjalankan kewajiban yang Allah perintahkan.

 Ketaatan demi ketaatan yang berlanjut pasca Idul Fitri inilah yang merupakan warisan Idul Fitri yang sesungguhnya. Kita harusnya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaaatan yang sudah biasa kita lakukan pada saat bulan Ramadhan. Selama Ramadhan kita biasanya selalu membaca Al Qur’an setiap hari, setelah Idul Fitri pu kita tetap sama. Selain memberikan kebahagiaan, momen Idul Fitri juga sekaligus memberikan kesedihan karena rasanya Ramdahan itu cepat berlalu. Jadi, tugas kita hanyalah taat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun