Mohon tunggu...
Parmawati
Parmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Pangean

Mahasiswa S2 Linguistik UPI

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ambo, Awak, atau Deyen

8 Maret 2022   09:40 Diperbarui: 8 Maret 2022   09:44 2437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

AMBO, AWAK ATAU DEYEN

 

Nama: Parmawati

Prodi: S2 Linguistik UPI Bandung

Sepintas lalu kita akan mengira bahwa kata ambo, awak dan deyen memiliki makna yang sama yaitu sebagai pronomina yang menunjukkan orang pertama tunggal. Tetapi bukan demikianlah makna yang sebenarnya yang biasa digunakan oleh masyarakat Kuantan Singingi khususnya Kecamatan Pangean dalam Bahasa Melayu Riau. Seperti yang disebutkan oleh Yulia Ovtaroza dkk dalam penelitiannya tentang pronomina persona Bahasa Melayu Riau bahwa makna pronomina deyen memiliki makna yang sama dengan saya namun berbeda pada penggunaannya yaitu untuk percakapan dengan orang yang sama usianya atau dengan usia yang lebih mudah. Jika digunakan untuk orang yang usianya yang lebih tua maka penggunaan pronomina deyen dianggap tidak sopan atau tabu karena sudah merupakan kebiasaan sejak dahulu. Sementara pronomina yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang usianya lebih tua yaitu pronomina ambo, dengan tujuan untuk menghormati orang yang lebih tua tersebut. Selain pronomina ambo ini, ada juga pronomina yang lain yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua yaitu pronomina awak, namun pronomina ambo dianggap lebih santun dari pronomina awak. Pronomina awak juga bisa digunakan untuk pronomina orang pertama jamak.

Melihat fenomena penggunaan bahasa khususnya bahasa daerah yang terjadi akhir-akhir ini membuat hati menjadi miris. Hal ini sesuai dengan yan diberitakan oleh Kompas.com (2020) bahwa ada sebanyak 11 bahasa daerah yang punah di Indonesia berdasarkan catatan Badan Bahasa Kemendikbud. Hal ini disebabkan semakin menurunnya penutur yang menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab hal ini terjadi karena anak muda lebih banyak menggunakan istilah asing yang didapatnya dari media teknologi dibandingkan dengan istilah yang ada di bahasa daerahnya.

Hal tersebut pun berkaitan erat dengan penggunaan pronomina ambo, awak dan deyen dalam kehidupan sehari-hari. Anak muda yang lebih banyak menghabiskan waktunya bersama gadget otomatis akan memiliki sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar sehingga mereka jarang menggunakan pronomina tersebut. Selain memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, penutur dari kalangan muda tersebut juga kadang kurang memperhatikan perbedaan penggunaan pronomina ini. Hal ini bisa terdengar ketika mereka sedang berbicara sesama mereka ataupun dengan orang yang lebih tua. Mereka jarang terdengar menggunakan pronomina awak atau ambo ketika berbicara dengan orang yang lebih tua.

Pada chat di whatsapp group kelas-kelas yang ada di sekolah penulis misalnya, para siswa lebih sering menggunakan pronomina saya dibandingkan dengan pronomina awak, ambo atau deyen. Hal ini dipengaruhi oleh rasa hormat kepada guru yang ada di grup tersebut. Sebagai kata ganti untuk dirinya, mereka juga ada yang menggunakan namanya masing-masing, baik pada komunikasi langsung sehari-hari ataupun di media sosial. Hal ini sesuai dengan artikel di halaman kemdikbud.go.id (2019), penggunaan bahasa yang disebabkan oleh teknologi itu dipengaruhi oleh budaya, bahasa daerah, dan serapan bahasa asing, sehingga terbentuklah kosakata-kosakata baru atau singkatan yang kadang hanya kalangan tertentu yang paham maksudnya. Contoh kosakata baru gw dari kata gue yang memiliki fungsi yang sama dengan ambo, awak atau deyen.

Dari kajian pragmatik, kesantunan berbahasa merupakan suatu hal yang perlu diperyahankan dalam komunikasi. Menurut artikel eprints.uny.ac.id, kesantunan berbahasa dapat dilakukan oleh penutur dengan cara mematuhi prinsip sopan santun berbahasa di masayarakat pemakai bahasa tersebut. Pronomina deyen ini dianggap kurang sopan jika digunakan jika berbicara dengan orang yang lebih tua. Jadi jika kita haruslah mematuhi prinsip sopan santun berbahasa tersebut dengan selalu menggunakan pronomina ambo atau awak jika berbicara dengan orang yang lebih tua.

Di mana pun kita berada haruslah menjunjung tinggi prinsip kesantunan berbahasa ini. Bijak dalam memilih kosakata yang akan kita gunakan sehingga mitra tutur merasa senang. Karena satu kata bisa dijadikan penilaian oleh orang lain apakah termasuk sopan atau tidak. Jika kita menjadi mitra tutur akan merasakan hal sama jika orang lain memegang prinsip kesantunan berbahasa ini.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun