Mohon tunggu...
Slamet Parmanto
Slamet Parmanto Mohon Tunggu... Administrasi - traveller

part time traveller, full time dreamer\r\n\r\nparmantos.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cerdas dan Bijak dalam ber-Media

15 Mei 2013   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Akhir-akhir ini sebagian dari kita mungkin merasa risau dengan konten dan informasi yang ada di media-media mainstream ataupun media socmed. Coba perhatikan, perang informasi mulai dari TV, media online, atau bahkan sebagian dari sahabat-sahabat kita di dunia maya ikut serta dalam peperangan ini. Dan reaksinya pun bermacam2, yang pro selalu memblow-up apapun informasi yang mendukung pendapatnya tidak pikir panjang apakah itu fakta, opini atau hanya isu belaka. Yang kontra pun tidak kalah, mereka seolah-olah menjadi pembela terhebat untuk meng-counter semua fakta, opini atau isu-isu yang tidak jelas kebenarannya itu. Jika kita tidak cerdas merangkai fakta, opini dan isu menjadi sebuah informasi yang utuh dan obyektif maka kita akan terjebak sebagai korban atau bahkan corong media-media yang tidak bertanggung jawab itu. Akibat dari kita menjadi korban adalah kita merasa bimbang/galau tentang nilai sebuah kebenaran, akibat yang paling fatal adalah jika otak dan nalar kita benar-benar tercuci oleh informasi-informasi yang mereka sebarkan. Sedangkan akibat menjadi corong adalah luar biasa besar, dalam hubungan sosial sangat dimungkinkan kita akan putus silaturahim dengan orang-orang yang kita cintai entah mereka itu sebelumnya adalah sahabat terdekat, teman kantor atau bahkan keluarga kita sendiri cuma gara-gara kita secara gegabah menyebarkan informasi yang belum tentu kebenaranya. Akibat lain adalah berpeluang meyebabkan chaos didalam masyarakat. Sejarah tentang konflik yang diawali dengan isu gelap kemudian menjadi peperangan sudah banyak membuktikan. Itulah kenapa, dalam agama perilaku fitnah ataupun menyebarkan fitnah sangat dilarang keras, bahkan disebut-sebut lebih kejam dari pembunuhan. Jadi apakah kita mau disebut sebagai seorang pembunuh? yang bahkan lebih kejam dari seorang pembunuh sekalipun.

Lantas langkah apa yang harus kita lakukan sebagai penikmat media? sehingga terhindar dari akibat-akibat buruk itu. Berikut sedikit tips tentang bagaimana meramu segala fakta, opini ataupun isu menjadi sebuah informasi yang utuh dan tentu mencerahkan pikiran kita. Dan ingat!, Jangan dilakukan jika tips ini menurut pembaca tidak berguna atau malah berbahaya.

1. Posisikan otak kita kosong setiap mencerna informasi atau isu-isu terbaru, artinya jangan sampai nalar kita sudah condong ke satu kubu manapun sementara kita baru membaca judulnya saja.

2. Pahami, bahwa setiap informasi yang kita baca, kita lihat dan kita dengar belum tentu benar. Dan pahami pula bahwa setiap makar itu pasti selalu ada di sendi kehidupan kita. Karena jika kita tidak sebagai pelaku maka kitalah sebagai obyeknya, meskipun tidak menyadari.

3. Usahakan setiap informasi yang datang ke kita untuk meng-crosscheck (tabayyun) terlebih dahulu kepada obyek dan subyek dalam informasi itu. Jadi jangan terlalu mengandalkan pihak-pihak kedua, ketiga atau tak terhingga yang tidak ada hubunganya.

4. Namun, harus dipahami meskipun kita sudah melakukan tabayyun informasi yang kita dapat juga belum tentu sebauh kebenara boleh jadi mereka berbohong. Jadi jangan cepat percaya!

5. Setiap informasi atau isu coba selalu kita kembalikan kepada akar informasi itu sendiri dan ambil referensi sebanyak mungkin. Jika isu itu berhubungan dengan hukum kembalikan pada hukum dasarnya, dan jika anda tidak paham tanyakan kepada ahlinya. Begitu juga jika isu itu berkaitan dengan agama atau ilmu science sekalipun. Kembalikan semua kepada akarnya dan jika tidak paham tanyalah kepada pakarnya.

6.  Jangan latah! dengan ikut-ikutan menyebarkan setiap perkara yang kita sendiri masih bingung. Karena pasti ada pertanggung jawabanya.

7. Jika kita sudah membuat keputusan yang dirasa tepat, niatkan semua yang kita lakukan itu untuk perbaikan dan pencerahan. Bukan untuk memancing atau bahkan membuat kerusuhan.

8. Seandainya saja kita jadi pihak yang 'kalah' meskipun itu benar, yakinlah bahwa pengadilan itu tidak cukup di dunia saja. Nantinya, sebaik2nya pengadilan pasti menghampiri kita.

9. Terakhir, ini yang paling penting. Jika anda tidak mau repot, tidak mau ambil pusing dengan isu-isu terkini yang mungkin akan membuat diri anda cemas, galau atau bahkan darah anda naik segera putus semua media informasi. Jual TV anda dirumah, stop langganan internet, hapus akun socmed atau kalau perlu buang jauh-jauh gadget anda. Jadilah orang biasa di tahun-tahun sebelum 2000-an. Yang tak perlu dan merasa perlu tentang dunia luar, yang nyaman dengan kondisinya sendiri kalaupun ada gossip itu hanya sebatas gossip tetangga. Dan yang pasti anda akan lebih berbahagia. karena hal itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun